Lifestyle
Sejak Kecil Gemar Membaca, Galuh Banjar Ini Mengaku Kini Rasakan Manfaatnya
Ishlah Wahdini SPd yang sangat suka membaca. Pagi hari saat sampai di kantor dan sudah ada koran, ia segera membaca aneka berita.
Penulis: Salmah | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID - Membaca telah menjadi bagian keseharian Ishlah Wahdini SPd yang sangat gemar membaca. Pagi hari saat sampai di kantor , ia segera membaca aneka berita yang tersaji di koran.
"Ya, ingin mengetahui berita terkini seputar Banjarmasin dan Kalimantan Selatan. Selain itu baca artikel, tips dan trik, semuanya lah," ujar staf akademik Pascasarjana ULM Banjarmasin ini.
Jika tidak sempat membaca koran pada pagi hari, mska siangnya ia usahakan membaca koran versi daring (online).
"Informasi dan berita terkini sudah gampang sekali didapatkan melalui daring," ungkap gadis kelahiran Rantau, 19 November 1995 tersebut.
Baca: Foto Pernikahan Ayu Ting Ting dan Ivan Gunawan Beredar, Bilqis Tak Jadi Berayahkan Shaheer Sheikh
Baca: Pascahibah Bangunan Eks Kantor PA Martapura, Ini yang Akan Dilakukan Pemkab Banjar
Baca: Jadwal MotoGP Prancis 2019 Live Trans7 (Race) Sirkuit Le Mans, Ajang Pembuktian Rossi
Secara daring, maka beritanya tidak hanya seputar wilayah Kalsel atau Kalimantan, tapi juga berita nasional hingga internasional.
Ishlah yang juga guru privat bahasa Inggris, di waktu senggang juga suka membaca buku fiksi untuk mengasah atau memainkan imajinasi.
Ia suka membaca berbagai macam genre, apakah non fiksi maupun fiksi. Tergantung mood, karena Ishlah mengakui ia orangnya moody.
"Bisa dibilang, buku fiksi saya gunakan untuk mengembalikan mood yang kurang baik menjadi lebih baik," terang putri dari Wahyudin Noor MPd dan Noor Ismiyati SPd.
Ishlah memang terlahir dari orangtua yang berlatarbelakang pendidik. Ayah dulunya guru bahasa Inggris di SMP negeri dan ibu hingga sekarang guru IPA di SMP swasta.
Ishlah pun lulusan S1 Pendidikan Bahasa Inggris ULM dan sempat menjadi guru di SMP negeri.
"Menjadi seorang guru mengharuskan kami terus belajar dan meng-upgrade ilmu, karena zaman semakin berkembang dan kami tidak ingin ketinggalan informasi dari murid-murid kami," alasannya.
Walaupun sekarang profesi Ishlah dan ayahnya bukan lagi seorang guru sekolah, tetapi mereka tetap senang membaca.
Berbicara koleksi buku, kata Ishlah bisa dibilang bukunya masih sedikit dibanding dengan penggemar buku lainnya.
"Di rumah, saya mempunyai perpustakaan kecil. Karena dari dulu juga ayah saya gemar membaca buku dan sering sekali membeli buku yang kemudian disimpan di perpustakaan pribadi," terangnya.
Dulu, saking rajinnya sang ayah dan Ishlah demi buku, mereka menempel label sendiri untuk kategori buku-buku yang ada di rumah.
