Berita Banjarmasin
NEWSVIDEO : Kelotok Sekolah Bocor, Guru dan Murid SDN Basirih 10 Banjarmasin Lewati Jalan Setapak
Guru dan murid SDN Basirih 10 Banjarmasin di Dusun Sungai Jelai Kelurahan Mantuil Kecamatan Banjarmasin Selatan Kalsel terpaksa lewati jalan setapak
Penulis: Ahmad Rizky Abdul Gani | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Bagi guru dan murid yang tinggal di daerah perkotaan tentu bisa dengan mudah untuk menuju ke sekolah.
Namun tidak bagi guru dan murid SDN Basirih 10 Banjarmasin di Dusun Sungai Jelai Kelurahan Mantuil Kecamatan Banjarmasin Selatan Kalsel.
Untuk menuju sekolah mereka harus melewati bentang sungai yang panjang menggunakan perahu motor atau biasa disebut kelotok.
Namun persoalan mereka tidak sampai di situ. Kelotok yang biasa digunakan untuk menuju sekolah sewaktu-waktu bisa mengalami kerusakan.
Baca: KTP Palsu Pablo Benua Terungkap Saat Kasus Hinaan Galih ke Fairuz, Nama Asli Suami Rey Utami
Baca: Kodim Barabai Gelar Sunatan Massal, Jumberi Senang Anaknya Dikhitan Gratis
Baca: Bupati Abdul Wahid Sampaikan Pesan Ini Saat Lepas Jamaah Calon Haji HSU
Baca: Hasil Arema FC vs Badak Lampung di Liga 1 2019 Pekan 9 : Makan Konate Hattrick, Skor Akhir 4-1
Seperti yang berlangsung pada Senin (15/7/2019). Karena kelotok inventaris milik sekolah mengalami kebocoran, terpaksa kepala sekolah, guru dan beberapa orang siswa harus berjalan kaki sejauh kurang lebih satu kilometer melewati jalan setapak dan pematang sawah untuk menuju dan pulang darisekolah.
Kepala SDN Basirih 10 Banjarmasin Yusri mengatakan, mereka terpaksa berjalan kaki menuju sekolah lantaran kelotok satu-satunya yang mereka miliki sedang menjalani perbaikan.
" Iya kebetulan kelotoknya rusak. Tapi karena perintah kepala dinas hari ini harus masuk sekolah, meskipun hari ini sifatnya hanya pengenalan sekolah kepada siswa baru, ya kami pun tetap masuk," kata Yusran.
Kepala SDN Basirih 10 Banjarmasin tersebut juga mengatakan sebetulnya kerusakan pun tidak hanya mereka temui kali itu.
Melainkan acapkali terjadi sehingga pihaknya pun tidak ada pilihan harus menempuh berjalan kaki ke sekolah atau sebaliknya.
"Kalau sering itu, ya mungkin karena usianya (perahu, red) memang sudah dua tahunan. Makanya selain mesinnya sering rusak, belum lagi fisiknya yang keroposan," ujarnya.
Baca: Hasil Indonesia Open 2019 - Marcus/Kevin ke Babak Kedua Usai Kalahkan Takuto Inoue/Yuki Kaneko
Baca: NEWSVIDEO : Harga Karet Tak Kunjung Membaik, Petani Karet Terpaksa Gali Lubang Tutup Lubang
Baca: Kebakaran Lahan Mulai Muncul di Balangan, Hotspot Terlacak di Daerah Ini Lokasinya
Padahal, lanjut Yusri bukan hanya tenaga pendidik saja yang memanfaatkan sarana kelotok tersebut, melainkan juga siswa.
"Kalau ngumpul semuanya, bisa mencapai 20 orang. Makanya dari pada berisiko mending tidak usah dipakai," jelasnya.
Yusri mengaku sebetulnya sempat mendapatkan angin segar dengan bantuan kelotok baru dari pihak ketiga. Namun hanya saja sampai saat ini belum terealisasi.
(banjarmasinpost.co.id/Aya Sugianto/Ahmad Riski Abdul Gani)