Berita Regional
Bocah 11 Tahun Punya Hobi Mangkhawatirkan Gigit dan Cekik Binatang Hingga Mati, Begini 5 Faktanya
Seorang bocah bernama RMY (11), asal Cianjur, Jawa Barat mempunyai kebiasaan tak lazim seperti kebanyakan anak seusianya.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Seorang bocah bernama RMY (11), asal Cianjur, Jawa Barat mempunyai kebiasaan tak lazim seperti kebanyakan anak seusianya.
Ia kerap berburu binatang yang ada di sekitar rumahnya untuk diajak bermain hingga binatang itu mati dicekik atau digigitnya.
Selain kodok, anak ayam, bebek dan kucing, ia juga pernah beberapa kali kedapatan sedang bermain-main dengan seekor ular yang ditemukannya di sawah sampai ular itu mati.
Adanya kebiasaan warganya tersebut, perangkat Desa Babakansari bersama Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat medantangi kediaman tersebut untuk melihat langsung kondisi RMY.
Baca: Gading Marten Sudah Move On, Begini Ceritanya Mantan Suami Gisella Ini Bisa Naksir Dokter Cantik
Baca: LIVE TVRI! Link Live Streaming Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019, Ginting dan Jonatan Christie Main
Baca: Ibu Maia Estianty Ungkap Isi Hatinya Tentang Menantu, Ada Tentang Irwan Mussry dan Ahmad Dhani?
Berikut fakta bocah gemar gigit binatang hingga mati:
1. Sejak enam tahun

Perangkat desa dan kecamatan setempat memantau aktivitas RMY (11), bocah asal Kampung Condre, Desa Babakansari, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang punya perilaku tak lazim dalam memperlakukan binatang.(KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN)
Cucu ibu kandung RMY mengatakan, kebiasaan anaknya menganiayaan binatang mulai terlihat sejak berusia enam tahun.
Cucu mengaku hanya bisa pasrah dengan kondisi anaknya, sebab sudah beberapa kali berobat, namun bukannya sembuh melah perilakunya semakin menjadi-jadi.
“Kalau sudah main sama kodok itu sampai ditarik badannya, sampai putus. Kalau sudah mati cari (binatang) yang lain, begitu saja terus sampai bosan,” ujarnya.
2. Tetangga sempat kehilangan hewan peliharaan
Beberapa tetangga bahkan sempat kehilangan anak ayam, anak bebek dan kucing peliharaan. Belakang ternyata mati akibat dicekik dan dibanting oleh anaknya.
Karena itu, Cucu sering merasa bersalah atas perilaku anaknya itu jika ada tetangga menanyakan keberadaan hewan peliharaannya.
“Padahal, dulu waktu lahiran normal, tidak ada gejala apa-apa. Saya juga tidak tahu kenapa anak saya bisa seperti ini,” ucap dia.
3. Tidak ada keluhan dari warga


 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											