Berita Tanahbumbu

Goa Liang Bangkai Disiapkan Jadi Destinasi Bertarap Internasional, Simpan Kehidupan Prasejarah

Disporpar Tanahbumbu mengembangkan wisata Gua Liangbangkai untuk menjadi destinasi wisata internasional

Penulis: Herliansyah | Editor: Hari Widodo
istimewa
Gua Liang Bangkai 

Karena selain sudah ada beberapa fasilitas bangunan tersedia di sana, termasuk pembangunan yang saat ini sedang berproses.

"Sekarang yang dibangun panggung, fasilitas pejalan kaki dan untuk kemudahan tuna netra saat berjalan kaki, serta masjid. Masjid memang belum ada, tapi ruangan kosong ada dan sementara itu selama ini dijadikan mushola," tandas Hamaluddin.

Pengunjung berfoto di Goa Liang Bangkai di Kabupaten Tanahbumbu.
Pengunjung berfoto di Goa Liang Bangkai di Kabupaten Tanahbumbu. (istimewa)

Simpan Kehidupan Prasejarah

Goa Liang Bangkai di Desa Dukurejo, Kecamatan Mentewe, merupakan wisata unggulan di Kabupaten Tanah Bumbu.

Bukan hanya karena keindahan alamnya, tapi gua itu juga sarat nilai sejarah. Berdasarkan penelitian, gua tersebut pernah ditinggali manusia sejak ribuan tahun silam.

Balai Arkeologi Kalimantan Selatan bersama Geolog dari Universitas Gajah Mada (UGM) pernah melakukan penelitian di sana.

Penelitian yang berlangsung pada 2010 itu, menemukan beberapa bukti. Di antaranya tulang rangka manusia yang titemukan tahun 2014.

Peneliti kemudian mengirim sampel rangka tersebut ke Selandia Baru untuk ditindaklanjuti untuk mengetahui jenis kelamin dan usia. Namun, hasilnya mengecewakan.

"Kolagennya habis. Jadi umurnya masih belum diketahui," kata Bambang Sugiyanto dari Balai Arkeologi Kalimantan Selatan.

Selain rangka manusia, di gua itu juga ditemukan peninggalan berupa peralatan makan.

Saat itu, manusia penghuni gua menggunakan batu serpih yang fungsinya sama dengan pisau. Manusia masa itu belum mengenal logam. 

Di dinding gua terdapat gambar atau lukisan hewan. Bahan gambarnya seperti arang, tapi ternyata bukan arang.

"Bukan bahan padat, tapi dari bahan cair. Cuma bahan cairnya ini belum tahu apakah campuran getah atau apa, serta alat digunakan untuk menggoreskan ke dinding goa belum diketahui. Ini PR kami," lanjutnya.

Jadi penelitan itu tidak mudah. Perlu waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikannya.

Agus Tri, Geolog UGM, mengatakan Gua Liang Bangkai ini memang harus diselamatkan. Alasannya, ini salah satu bukti gamping tertua di Indonesia.

"Ini tempat ramai dulu, kalau diibaratkan mungkin ibu kotanya di sini. Makanya benar-benar harus kita jaga," kata Agus Tri.

Dari komplek Goa Liang Bangkai ini ada 34 gua. Sebab itu, Goa Liang Bangkai ini bisa direkomendasikan untuk dibuatkan museum.

(banjarmasinpost.co.id/helriansyah)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved