Meredupnya Seni Tradisi Banjar

Pada Masanya, Damar Ulan Sering Dipentaskan, Sekarang Hanya Segelintir yang Tahu Kesenian ini

Jangankan generasi milenial, generasi 90-an pun mungkin banyak yang tak pernah menonton pementasan drama Damar Ulan yang notabene kesenian khas Banjar

Editor: Eka Dinayanti
BPost Cetak
BPost edisi cetak Senin (2/9/2019) 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Jangankan generasi milenial, generasi 90-an pun mungkin banyak yang tak pernah menonton pementasan drama Damar Ulan yang notabene kesenian khas Banjarmasin.

Sandiwara Damar Ulan, demikian dulu sering disebut masyarakat, memang sudah meredup popularitasnya.

Di Banjarmasin, hanya tersisa satu grup yang biasa memainkannya.

Itupun sudah jarang mentas.

Andin Zulkifli, seniman yang menggeluti Damar Ulan, mengatakan pada tahun 70-an sandiwara Damar Ulan sering dipentaskan.

Bahkan saat itu ada 4-5 grup di Banjarmasin.

Baca: Berusia 3,8 Juta Tahun, Tengkorak Ini Bikin Bingung Ahli soal Asal Usul Manusia

Baca: Phobia Hari Senin, Bagaimana Mengatasinya? Banyak Orang Tak Menyadari Mengidap Lunaediesophobia

Baca: Kebiasaan Ngompol Ashanty Dibongkar Anang Hermansyah, Ayah Azriel & Aurel Hermansyah Ngaku Illfeel

Baca: FAKTA Sebenarnya Terkait Pernikahan Batal Digelar karena Calon Pengantin Pria Ternyata Wanita

Group Badawa yang merupakan kependekan dari baksa drama dan wayang adalah kelompok pertama.

Anggotanya dari Sungai Bilu dan Kampung Melayu.

Kemudian ada lagi grup di Banyiur, Pekauman dan Pengambangan.

"Kini tersisa grup Badawa. Itupun gabungan dengan orang Pengambangan. Sesepuh penerusnya Gusti Hidayat dan Gusti Nafiah," jelas Andin.

Saat Andin bergabung pada 2008, grup Badawa sudah kritis.

Anggotanya sisa dua orang.

Padahal minimal 22 orang ditambah para penabuh 10 orang.

Biasanya, menurut Andin, para pemainnya masih bakula atau ada hubungan keluarga.

Sepengetahuan Andin, Damar Ulan itu adalah pertunjukan yang hadir pada era 1900-an di zaman Pangeran Hamid.

Kendati namanya mirip cerita Damar Wulan dari Jawa, Andin mengatakan ini bukan kesenian tersebut.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved