Berita Banjarmasin

Diduga Kualitas Air Sungai Martapura Tercemar, Sudah Empat Ton Ikan Mati di Keramba Petani ini

Kematian massal sejumlah ikan menimpa petani jaring apung di Kelurahan Banua Anyar, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin, sejak beberapa hari

Penulis: Ahmad Rizky Abdul Gani | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/ghanie
Kondisi ikan mati massal di beberapa keramba petani jala apung di Kelurahan Banua Anyar Kecamatan Banjarmasin Timur Kalsel. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Kematian massal sejumlah ikan menimpa petani jaring apung di Kelurahan Banua Anyar, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin, sejak beberapa hari terakhir.

Kematian massal dikabarkan telah berlangsung sejak Kamis (3/10/2019) lalu, namun kejadian serupa masih dijumpai, Senin (7/10/2019) siang tadi.

Seperti di jala apung milik Anang Masrani, belasan bahkan puluhan bangkai ikan masih terlihat mengapung di beberapa kolamnya.

Melihat hal itu, ia tidak tinggal diam.

Baca: Ini Panggilan Sayang Cut Meyriska & Roger Danuarta, Terdengar Saat Sahabat Marcella Simon Ngambek

Baca: Benarkah Dipo Latief Ayah Biologis Anak Ketiga Nikita Mirzani? Pengadilan Putuskan Hal Ini

Baca: Pria Berbaju Biru Ditemui Luna Maya di LA, Sesuai Bocoran Raffi Ahmad Soal Pacar Eks Ariel NOAH?

Menggunakan sebuah jaring berbuluh panjang satu persatu ikan ia tangguk dan masukkan ke dalam baskom.

"Nanti ikan-ikan mati ini tetap dijual. Cuma harganya sangat murah atau Rp 3.500 perkilogram," jelasnya.

Lebih jauh, Anang mengatakan jumlah ikan yang mati sejak Kamis lalu tersebut, sudah sebanyak empat ton.

Kondisi tersebut terparah bila dibanding sepanjang musim kemarau yang pernah ditemuinya sejak beberapa tahun terakhir.

"Kalau tahun lalu mungkin masih separuhnya atau kira-kira seton lah. Tapi tahun ini yang paling parah, bahkan Sabtu kemarin, empat ton yang mati dan harus diangkat," ujarnya.

Anang mengatakan penyebab kematian massal ikan di jala apungnya dan petani ikan yang lain diduga karena kualitas air di Sungai Martapura yang kian buruk.

Tingginya intrusi air laut serta datangnya hujan mengguyur pada Kamis dan Sabtu lalu membuat kondisi air sungai Martapura berubah drastis.

"Nah kondisi inilah yang kemudian membuat ikan-ikan di keramba kami dan petani yang lain mati berton-ton," jelasnya.

(banjarmasinpost.co.id /Ahmad Rizki Abdul Gani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved