Berita Gempa
Warga Mentawai Mulai Mengungsi dan Dilarang Dekat Pantai Setelah Dua Kali Diguncang Gempa
Setelah dua kali diguncang gempa bumi magnitudo 5,5 masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, dalam keadaan waspada.
BANJARMASINPOST.CO.ID, PADANG - Setelah dua kali diguncang gempa bumi magnitudo 5,5 masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, dalam keadaan waspada.
Sebagian masyarakat sudah mulai mengungsi secara mandiri ke tempat-tempat pengungsian yang ada.
"Masyarakat tidak ada yang keluar dari Mentawai. Mereka ada sebagian mengungsi secara mandiri, karena di beberapa tempat sudah ada tempat mengungsi," kata Wakil Bupati Mentawai Kortanius saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/10/2019).
Korta mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tetap waspada setelah dua hari secara berturut-turut diguncang gempa.
Pada Selasa kemarin, pukul 06.49 WIB, Mentawai diguncang gempa magnitudo 5,5 yang lokasinya berjarak 49 kilometer dari Tuapejat. Gempa dengan kedalaman 18 kilometer.
Baca: 11 Cara Menjaga Kesehatan Tulang Belakang Agar Kuat Sampai Usia Tua
Baca: VIRAL FOTO Syur 2 Pejabat di Pringsewu Provinsi Lampung Beredar di WhatssApp, Sanksi yang Dijatuhkan
Baca: Video Syur Mirip Gisella Anastasia Beredar & Viral, Mantan Gading Marten Bawa-bawa Nama Wijin
Baca: Harga Cuma Rp 3 Jutaan, Ini Spesifikasi Realme XT 64MP Quad Camera XPert yang Siap Meluncur
Kemudian, pada hari ini, pukul 05.11 WIB, Mentawai kembali diguncang gempa magnitudo 5,4.
Gempa hari ini dengan lokasi yang hampir sama, yaitu 50 kilometer dari tenggara Tuapejat.
Gempa dengan kedalaman 20 kilometer.
"Masyarakat tidak perlu panik, yang perlu kita waspada, harus cepat membaca situasi lingkungan di manapun berada," kata Korta.
Korta juga meminta agar anak-anak tidak bermain terlalu jauh dari sekolah dan dekat pantai.
Mentawai merupakan salah satu daerah rawan gempa.
Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Barat Nasrul Abit beberapa waktu lalu mengatakan, Kabupaten Kepulauan Mentawai diintai gempa bermagnitudo 8,9.
Nasrul Abit mengemukakan pernyataan itu berdasarkan pendapat 5 ahli kegempaan Jepang, dengan fokus penelitian Pulau Mentawai di Sumatera Barat.