Berita Banjarbaru
Perempuan di Kalsel Masih Jadi Objek Kekerasan Rumah Tangga, Berikut Datanya
Data Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dari Januari hingga Oktober, berjumlah 74 kasus, dengan korbannya 61 orang perempuan.
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Data Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dari Januari hingga Oktober, berjumlah 74 kasus, dengan korbannya 61 orang perempuan.
Kasus ini perlu disosialisasikan agar menekan angka KDRT dan perempuan selalu jadi objek kekerasan.
"Salah satu upaya itu adalah memberikan edukasi melalui sosialisasi pencegahan KDRT.Bersama lintas instansi serta dukungan segenap komponen kami terus melakukan upaya pencegahan KDRT," terang Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi, Husnul Hatimah, pada Sosialiasi Pencegahan KDRT Sejak Dini di Hotel Novotel Banjarbaru, Jumat (22/11).
Dijelaskan dia, bahwa Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, terus melakukan upaya pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Hal itu dilakukan Sejak UU No: 23/2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT) diberlakukan, permasalahan KDRT masih menjadi momok.
• Pembangunan Dua Gedung BLK Banjarmasin Rp3,2 Miliar Dibatalkan, Ini Penyebabnya
• Pernikahan Aurel Hermansyah & Atta Halilintar Santer Disebut Saat Ashanty Sakit Autoimun, Anang?
• Pasca Pekerja Pelabuhan Trisakti Tewas Terlindas RTG, Polisi Periksa Saksi-saksi
• Juru Runding SPSI bidang Batu Bara Minta UMSP Naik 5 Persen di Atas UMP Kalsel
• Hasil Timnas Pelajar Indonesia U-18 vs Malaysia ASFC U-18, Skor 1-0 Babak Pertama, Live Menoreh TV
Diuraikan Husnul Hatimah, untuk data secara keseluruhan dari Januari sampai Oktober 2019, Kasus kekerasan baik anak dan perempuan sudah sejumlah 188 kasus yang terlapor.
“Dari 188 kasus, 66 persen terjadi dilingkungan rumah tangga, ” tandas perempuan yang disapa Ema ini.
Dari 188 kasus, sebanyak 214 yang mengalami kekerasan 2019, 135 korbanya merupakan anak-anak. Sementara 65 kasus, merupakan perempuan. Sedang 14 sisanya, laki-laki.
“Dari data tersebut dapat disimpulkan, perempuan dan anak masih menjadi korban utama dalam tindak kekerasan,” jelas Ema. (banjarmasinpost.co.id/nurholis huda)