Berita Nasional
Nadiem Tak Buru-buru Hapus UN, Kampanyekan Tagar Merdeka Belajar
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim tak ingin buru-buru menghapus ujian nasional (UN).
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim tak ingin buru-buru menghapus ujian nasional (UN).
Ia lebih suka mengkampanyekan prinsip merdeka belajar yang saat ini populer melalui tagar #MerdekaBelajar.
“Perlu dipertegas, memperbaiki esensi UN itu sebenarnya apa, untuk menilai prestasi murid atau menilai prestasi sistem,” katanya di Kemendikbud, Jakarta, Sabtu (30/11).
Menurutnya, wacana penghapusan UN berasal dari aspirasi masyarakat, terutama dari wali`Namun, dirinya menolak wacana penghapusan UN ditelan mentah-mentah.
“Bukan ingin menghapuskan, tapi menghindari hal-hal negatif dari sisi stresdan lain-lain,” katanya.
• Vietnam vs Indonesia, Tanpa Firza dan Rafli
• Manfaatkan Tanaman Herbal, Suwarti Ciptakan Kerupuk Berbahan Pegagan
• Hasil Drawing Euro 2020 Hasilkan Grup Neraka, Jerman,Perancis dan Portugal Satu Grup
• Rencanakan Penghapusan UJian Nasional, Nadiem Makarim Sebut Ingin Hindari Dampak Negatif UN
Ia mengungkapkan wacana tersebut tengah dikaji oleh jajarannya.
“Nanti ditunggu karena nggak makan waktu terlalu lama. Hasil kajiannya akan kami share. Baru minggu lalu tahap assesment, tahap mengevaluasi,” kata Nadiem.
Mendikbud Nadiem Makarim seringkali melontarkan pernyataan pendidikan nantinya akan berbasis pada kebutuhan dunia kerja sehingga membutuhkan perubahan cukup besar.
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya deregulasi dan debirokratisasi dari semua instansi pendidikan.
“Untuk mencapai itu kan ada beberapa hal, deregulasi dan debirokratisasi dari semua instansi unit pendidikan. Oleh karena itu platfornya kami sebut #MerdekaBelajar,” terang Nadiem Makarim.
Apa maksud konsep merdeka belajar itu? “Merdeka untuk lembaga, merdeka untuk guru, merdeka untuk murid dan mahasiswa. Itu merupakan tahap pertama,” tambahnya.
Selain itu, Nadiem Makarim mengatakan perlu adanya penyederhaan kurikulum dan assesment untuk beralih ke kompetensi.
“Dari situ harus ada penyederhanaan dari sisi kurikulum maupun assesment yang sifatnya kompetensi dan bukan hanya menghafal informasi. Itu suatu perubahan yang akan terus kita terapkan dan kita sempurnakan,” jelas Nadiem Makarim.
Tak setuju UN
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengungkapkan dirinya termasuk yang tidak setuju pada UN.
