Mitos di Masyarakat Banjar
Mitos Kepidaraan Sering Menimpa Bayi atau Anak Kecil, Akibat Ulah Usil Makhluk Halus
Umumnya yang sering kapidaraan adalah bayi dan anak kecil. Namun tak jarang pula kapidaraan menimpa orang dewasa.
Penulis: Salmah | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST CO.ID, BANJARMASIN - Jika sebelumnya kapuhunan adalah akibat kelalaian diri sendiri, maka beda halnya dengan kapidaraan.
Istilah ini biasanya disematkan karena ada gangguan mahluk halus.
Umumnya yang sering kapidaraan adalah bayi dan anak kecil. Namun tak jarang pula kapidaraan menimpa orang dewasa.
Jika ada orang dewasa yang kapidaraan, biasanya karena rohani sedang lemah atau jiwanya kosong atau biasa disebut lamah bulu.
• Ketua Grup Facebook Habar Desa Ungkap Masih Ada Preman Buron di Batakan, Ini Harapannya
• Lokasi Awal Mr X Dievakuasi dari Eks Lokalisasi Pembatuan Diantar ke IGD, Pengantar Langsung Kabur
• Tangis Merry Imbas Ulah Raffi Ahmad di Jepang, iPhone 11 Sebabnya, Suami Nagita Slavina Ternyata?
• Ada Tato Motif Bunga di Bahu Kiri Mr X yang Meninggal Diduga Overdosis
Lida, warga Jl Pramuka, Banjarmasin, mengatakan, dulu ia pernah kena kapidaraan. Gara-garanya saat melintas di kuburan ia lupa permisi atau mengucap salam.
"Mungkin ada mahluk halus di sekitar situ (kuburan) dan ada yang menegur atau menyapa. Akibat sapaan itu, jiwa kita tidak sanggup menanggungnya hingga membuat kita sakit,” Lida menjelaskan.
Sakit yang diderita seseorang yang kapidaraan, biasanya berupa naiknya panas tubuh. Telinga, telapak tangan dan telapak kaki menjadi dingin.
Orang yang ka-pidaraan juga susah tidur, tidak karuan rasa (merasa serba salah) dan tak jarang seperti ketakutan atas sesuatu.
Jika bayi atau anak-anak yang kapidaraan, maka akan menjadi sangat rewel, tubuh panas dan tidak bisa tidur. Mereka bertingkah seakan tengah melihat sesuatu menyeramkan.
Siti Maryam, wqrga paham kebiasaan masyarakat, mengungkapkan, salah seorang anaknya saat kecil pernah mengalami kapidaraan.
"Penyebabnya sat sore ia bermain di dekat sumur yang diketahui ada penunggunya. Akhirnya diusili mahluk halus di situ," terangnya.
• Diturunkan Sejak Kakek Nenek, Mitos Kepuhunan Ini Harus Dipenuhi Walau Sekedar Disentuh
• Ketua Grup Facebook Habar Desa Ditusuk, Begini Kronologis Sekretaris Bumdes Tanjung Dewa Ini Dilukai
• Begini Kemeriahan Atraksi 5000 Kuntau Kolosal di Tabalong, Mengangkat Batang Tarandam
Syukurnya, Maryam punya kepandaian menamba'i (mengobati) kapidaraan, maka malamnya ia segera menghalau kapidaraan dari sang anak.
"Caranya, menggunakan parutan janar dan kapur sirih. Sambil dibacakan doa, kemudian dicontengkan ke dahi, leher, dada, perut, punggung, lutut, betis. Insya Allah segera pulih kondisinya," beber Maryam.
Masih ada mitos lainnya seputar kepercayaan masyarakat Banjar, yaitu pantangan sanja kuning. Bagaimana pula itu? Mari lanjut simak tulisannya. (banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)