Berita Banjarmasin
Dikukuhkan Jadi Relawan SBI , Rene Warner dari Jerman Senang Bergabung di Sahabat Bekantan Indonesia
Rene Werner seorang aktivis lingkungan dari Jerman bersama ratusan pelajar dan mahasiswa di Banjarmasin
Penulis: Syaiful Anwar | Editor: Hari Widodo
BANJARMASIN POST.CO.ID, BANJARMASIN - Rene Werner seorang aktivis lingkungan dari Jerman bersama ratusan pelajar dan mahasiswa di Banjarmasin begitu antusias saat dikukuhkan menjadi relawan Sahabat Bekantan Indonesia kaum milenial di Ballroom Swissbell Hotel Banjarmasin, Jumat (27/12/2019).
"Saya bersama teman-teman disini bersama teman-teman sejak dua tahun lalu. Saya melihat apa yang dilakukan teman-teman Sahabat Bekantan Indonesia ((SBI) dan saya ingin membantu mereka melakukan pekerjaan yang baik, menjadi relawan," kata Rene asal Jerman tapi tinggal di Swiss.
Sekarang, lanjut dia, dirinya ada disini lagi dan SBI merupakan keluarga keduanya.
"Saya merasa lebih baik di sini daripada tinggal di Jerman atau Swiss. Di SBI kami memberi makan, membersihkan kandang bersih atau kita menanam pohon rambai," katanya.
• Sembunykan Kerjaan dari Istri, Ternyata Pria Ini Lakukan Perbuatan Keji yang Hebohkan Satu Negara
• Sanggahannya Diterima, Yasar Lega Tetap Bisa Ikut Tes CPNS di Kotabaru
• Patah Hati Luna Maya Hingga Ingin Bunuh Diri Bikin Irfan Hakim Nangis, Ini Kisah Mantan Ariel NOAH
• Wakil Bupati Nduga Mundur dari Jabatan Gara-gara Ajudan Tewas Ditembak, Ini Tanggapan Wagub Papua
Menurut Ketua SBI Kalsel, Amalia Rezeki, MPd, seminar bertema Sosialisasi Edukasi Peran Generasi Milineal dalam upaya Pelestarian Bekantan dan Ekosistem Lahan Basah Dan pengukuhan relawan SBI Milineal.
"Kami mengambil tema seminar dan mengukuhkan relawan, karena 5 tahun, 10 tahun hingga 15 tahun kedepan generasi milineal inilah yang mengalami masa-masa itu. Kita berharap flora dan fauna di Kalsel bisa lestari dengan baik," katanya.
Ditambahkan dosen Biologi FKIP ULM ini, pada muaranya akan mendukung kesinambungan kehidupan manusia. "Tentunya dengan generasi milineal ini sangat memiliki kemampuan teknologi. Tentu ini salah satu sumber untuk sosialisasi lebih luas kepada elemen masyarakat tentang pesan-pesan konsenvasi ," kata Amel.
Pihaknya berharap dengan adanya peran generasi milineal ini, melalui basis edukasi menjadi dasar untuk menyadarkan masyarakat bahwa saat ini berada dalam globang warning dan perubahan iklim yang mendesak untuk diatasi.
"Kegiatan kami ini tidak sampai hanya sampai seminar dan pengukuhan saja, tapi mereka terlibat langsung konservasi. Contohnya penanaman pohon mangrove dan pohon kasturi. Kami juga mengunjungi ke kampus-kampus dan sekolah," katanya.
Sementara itu, pembicara lainnya Dra Hj Sri Amintarti, MSi, Botanis sekaligus Koordinator Program Studi Pendidikan Biologi ULM mengatakan tumbuhan lahan basah sebagau pendukung mahluk hidup sekitarnya.
"Kalau di Surabaya ada hutan Mangrove yang menjadi obyek wisata. Bahkan buah Rambai sudah dibikin sirup untuk meningkatkan ekonomi masyarakat," ucapnya.
Bagi Bekantan sendiri, lanjut dia, pohon Rambai maupun Kelakai serta buah-buahan lahan basah lainnya menjadi makanan Bekantan dan mahluk hidup lainnya.
"Tumbuhan lahan basah jumlahnya ratusan ribu," ungkapnya.
• Wanti-wanti Ahok BTP Saat Perdana Rayakan Natal Bareng Puput Nastiti Devi, Eks Veronica Tan Ucap Ini
• Pemandu Karaoke Barkulit Putih Ditemukan Tewas Tanpa Busana, Terungkap Sosok Pembunuhnya
• Pesawat Jatuh Setelah Lepas Landas Lalu Tabrak Rumah, 12 Orang Tewas dan Belasan Lainnya Luka Parah
Sementara itu, Muhammad Fajriannor mewakili Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Kalsel mengatakan jumlah Bekantan sekarang terus bertambah dengan adanya lahan konservasi dibeberapa tempat.
"Kami tidak bisa memastikan jumlah Bekantan di Kalsel, mungkin sekitar 500 -an. Jadi, status Bekantan sendiri terancam punah," tandasnya. (Banjarmasin post.co.id/Syaiful Anwar)
