Berita Kabupaten Banjar

Durian di Kampung Kaitkait Diburu Warga, ini Keistimewaannya

Sejak dua pekan terakhir durian membanjiri sejumlah kota/daerah di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/roy
PEMBELI menikmati durian khas lokal Kaitkait_Imban yang dijual Anang Zaini 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Sejak dua pekan terakhir durian membanjiri sejumlah kota/daerah di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Termasuk di wilayah Kota Banjarbaru, Banjar, dan Tanahlaut (Tala).

Kini sangat mudah menjumpai pedagang durian di kanan kiri bahu jalan raya.

Bahkan di kawasan jalanan yang tergolong sepi pun juga banyak pedagang durian.

Contohnya di jalan alternatif Pelaihari-Banjarbaru yakni jalur Tambangulang-Banyuirang (Tala), sedikitnya ada belasan pedagang yang menjajakan durian di tepi jalan setempat.

Panggilan Khusus Gading Marten dari Juria Hartmans Saat Mantan Gisella Anastasia Liburan Bareng

Rayuan Zaskia Gotik ke Kriss Hatta, Setelah Mantan Vicky Prasetyo Curhat Ingin Nikah

Sebab Perceraian Syahrini & Reino Barack Bisa Terjadi Dibeberkan Sosok Ini, Bagaimana Luna Maya?

Namun meski berjualan di jalur jalan yang masih sepi, tapi dagangan mereka laris manis.

"Alhamdulillah sehari laku hingga 200 biji dan bisa juga lebih," ucap Anang Zaini, warga Desa Kaitkait, Kecamatan Batibati (Tala), Sabtu (04/01/2019).

Lelaki berusia 60-an tahub ini menuturkan laris manisnya dagangannya lantaran durian yang ia jual memiliki keistimewaan tersendiri.

"Durian yang saya jual durian asli lokal dari Kaitkait, sebagiannya durian Imban (Banjar). Buahnya bagus, jarang rusak (berulat)," sebutnya.

Banjarmasinpost.co.id membuktikan sendiri hal tersebut.
Beberapa pembeli yang singgah dan langsung memakan durian tersebut, tak ada yang rusak.

Seluruhnya bagus tanpa ada yang digerogoti ulat.

"Karena itu saya jadi suka beli durian di sini. Sudah tiga kali saya beli di sini dan alhamdulillah selalu memuaskan buahnya. Citarasanya juga oke," ucap Gazali, warga Cempaka, Banjarbaru.

Anang menuturkan tiap musim durian dirinya selalu berjualan di tepi jalan.

Ia mulai menggelar dagangan durian sejak pukul 08.00 Wita hingga 18.00 Wita.

Harga duriannya Rp 25 ribu untuk ukuran sedang. Sementara untuk ukuran kecil seharga Rp 100 ribu dapat lima biji.
"Kalau misal ada yang rusak, saya ganti, Tapi sangat jarang karena durian lokal di sini sejak dulu memang jarang rusak," tandasnya.

Ia menuturkan buah durian yang ia jual sebagian dari kebunnya dan sebagian lagi menampung dari warga kampungnya.

"Hampir semua kami di sini punya pohon durian. Banyak juga pedagang dari Pelaihari yang berburu durian di sini," jelas Zaini.

Dikatakannya musim durian biasanya paling ramai selama satu bulan.

Setelah itu mulai berkurang seiring kian menipisnya buah durian.

(banjarmasinpost.co.id/roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved