Kisah Penyelamatan Hewan Buas, Peralatan Evakuasi Tak Standar, Alat Pelindung Diri dari ini

Proses evakuasi mengalami kendala karena tangga yang tersedia hanya tingginya 10 meter.

Sedang dahan pohon palm tempat lebah madu bersarang lebih tinggi.

Evakuasi hewan buas jenis ular juga sempat gagal dilakukan karena kepala ular berada di lubang kloset.

Ini menyulitkan karena menggunakan alat sederhana, bukan standar.

"Dalam proses evakuasi hewan buas jenis ular, tidak boleh mematikan. Tapi memindah ular dari lokasi permukiman ke alam bebas dilepas liar ke kawasan hutan," katanya.

Komandan Regu Damkar Tapin, Dayat mengaku sarana dan prasarana penyelamat atau animal rescue memang serba terbatas.

Padahal, tugas Damkar itu ada lima, diantaranya penyelamatan.
Alat evakuasi hewan buas jenis ular ataupun sarang lebah yang standar belum dibelikan Pemerintah Kabupaten Tapin.

Namun, tak ingin mengecewakan warga, Dayat mengaku membuat alat evakuasi ular dan sarang lebah, termasuk alat pelindung diri dibuat seadanya.

"Kami punya tiga tongkat pengait ular untuk proses evakuasi itu belajar dari petugas Damkar di Kabupaten tetangga. Kalau tidak kami buat proses evakuasi tidak berjalan lancar," katanya.

Dayat mengaku memberi intruksi terpaksa memangkas habis sarang lebah di pohon Palm di depan Gedung Hammy.

Itu karena tangga yang ada tidak tinggi.

Solusinya menggunakan bilah bambu yang diujungnya diberi clurit untuk memotong habis sarang lebah.

Sebelum dipangkas, ban bekas dibakar di bawah pohon Plam untuk mengecoh lebah penyerang.

Lebah madu dengan lebah jenis tawon vespa, sebarannya lebih gasan lebah madu.

"Kami gunakan alat pelindung diri dari jaket pemadam, helm Satpol PP untuk pengendalian massa dan kantong plastik berlapis untuk menutup bagian muka dan leher bagian belakang," katanya.