Berita Batola
Ikan di Desa Lepasan Juga Alami Kematian Massal, Petani Buang 20 Ribu Nila ke Sungai
Amat tidak menyangka sekitar 20 ribu bibit ikan yang baru ditebarkan ke jala apung sungai Barito mati mendadak.
Penulis: Edi Nugroho | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Kematian ikan secara massal juga dialami Amat (25), warga Rt 11 Desa Lepasan, Kecamatan Bakupai, Kabupaten Batola.
Amat tidak menyangka sekitar 20 ribu bibit ikan yang baru ditebarkan ke jala apung sungai Barito mati mendadak.
“Iya 20 ribu bibit ikan nila saya mati mendadak. Bibit-bibit ikan nila yang mati ini kami buang ke sungai Barito,” kata Amat, Selasa (7/1/20).
Menurut Amat, ada empat kelompok petani ikan di RT 11 dan RT 10 serta rata-rata petani ikan mengalami hal yang sama.
• Jutaan Ikan Jala Apung di Batola Mati, Petani Diminta Tidak Tabur Benih di Musim Penghujan
• Siaga Penanggulangan Bencana Saat Musim Hujan, Kapolres HSU Cek Kondisi Peralatan SAR
• Lagi, Bagian Tubuh Mulan Jameela Disorot! Wajah Putri Sambung Ahmad Dhani Curi Perhatian
• Teddy Persilahkan Jasad Lina Diautopsi, Pasca Anak Sule Rizky Febian buat Laporan Polisi
Anggota kelompok petani ikan lainnya juga mengalami kerugian akibat ikan nila mati mendadak ini.
“Rata-rata satu anggota kelompok ikan itu punya 10 jala apung. Kalau saya punya 14 jala apung. Ini ujian karena 20 ribu bibit nila mati mendadak.” katanya
Menurutnya, ikan-ikan besar ukuran tiga dan empat jari miliknya sempat diselematkan dijual murah ke pasar, yakni Rp 20 ribu per kilogran.
• Ketakutan Kriss Hatta soal Hubungan dengan Zaskia Gotik, Saat Ibu Rekan Barbie Kumalasari itu Kagum
• Penolakan Syahnaz Pasca Lahirkan Keponakan Raffi Ahmad - Nagita Slavina, Jeje Langsung Bereaksi
Harga ikan nila menjadi murah karena diobral. Padahal, harga ikan nilai itu Rp35 sampai 37 ribu per kilogram.
“Saya ikhas 20 ribu bibit nila mati. Usaha itu harus siap untung dan siap rugi,” katanya.
(banjarmasinpost.co.id/edi nugroho)
