Kalselpedia
Kalselpedia: Kampung Purun Cempaka Dilengkapi Galeri Kreatif, Berikut Sejarah dan Video Perkembangan
Kampung Purun adalah sebuah kampung yang berada di Kelurahan Palam Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASIN POST.CO.ID, BANJARBARU - Kampung Purun adalah sebuah kampung yang berada di Kelurahan Palam Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Kampung ini ini kurang lebih 15 kilometer dari akses terminal baru Bandara Syamsudin Noor. Atau sekitar tujuh kilometer dari Bundaran Palam Trikora, Banjarbaru.
Sejumlah rumah warga di Kampung Purun ini dijadikan galeri untuk memamerkan hasil karya dari masyarakat setempat. Berbagai jenis kerajinan tangan dijual di galeri-galeri yang ada di kampung ini.
Kampung purun ini, saat ini menjadi kawasan wisata sebagai kampung tematik yang diunggulkan sebagai kawasan kampung wisata yang ada di Kota Banjarbaru.
Kawasan ini disebut kampung purun karena banyak tanaman purun yang hidup secara alami di rawa-rawa belakang rumah warga setempat.
• Dandim Martapura Beserta Kapolres Salurkan Logistik Korban Banjir Cempaka
• Mobil Pikap Ini Tabrak Pohon di Gunung Kayangan Pelaihari, Begini Kondisi Sopir Pasca Insiden
• Balai Besar Jalan Nasional Batal Bangun Bundaran di Simpang Serapat Batola, Begini Penjelasanya
• Reaksi Keras Teddy Pasca Pelaporan Rizky Febian ke Polisi Soal Kematian Istri Sule, Lina
Adanya purun itu, dimanfaatkan oleh warga setempat menjadi berbagai kerajinan tangan dengan berbagai jenis variasi kerajinan tangan.
Salah satunya adalah, nyonya atau Acil Sala yang tampak merajut anyaman purun di pelataran galeri rumahnya.
Perempuan yang sudah punya lima anak delapan cucu ini mengaku sudah lebih dari puluhan tahun atau lebih tepatnya sejak lahir sudah diajari anyaman purun.
"Ya sudah sejak kecil sudah lebih 20 Tahun karena sudah turun menurun menjadi Pengrajin ayaman purun," kata Sala.
Dijelaskan Sala, bahwa dia tergabung di kelompok Galuh Cempaka. Dia bisa merajut tujuh hingga puluhan tas terbuat dari anyaman purun dalam sehari.
Sala menjual harga tempat botol air mnum dari ayaman purun mulai Rp 3000 rupiah, juga ada tas yang polos dijual mulai dari harga Rp 20 ribu hingga Rpb70 ribu. Bahkan jika ada sasirangan motif sampai ratusan ribu rupiah.
Bahan dasar purun adalah tanaman purun yang tumbuh secara alami di rawa rawa. Karena banyaknya purun di wilayah itu yang tumbuh secara alami dan diolah menjadi berbagai produk olahan kerajinan tangan berbahan asli dari purun.
Kampung purun ini masih asri dan setiap harinya ada para pengrajin membuat berbagai jenis produk kerajinan dari kampung purun diteras rumah baik itu membuat tas purun, tempat botol, topi purun, tas kecil, tempat pot dan beragam kerajinan lainnya.

Hasil kerajinan ini, merupakan pesanan dari para pelanggang dan sengaja dibuat untuk dipajang di rumah warga yang sengaja dijadikan galeri untuk memamerkan produk mereka kepada para pengunjung.
Seiring berjalan waktu, kawasan ini menjadi wisata kampung tematik yang menyuguhkan destinasi alami. Kampung ini juga menyuguhkan produk-produk asli dari purun dan kearifan lokal warga setempat.
Meski begitu, Kampung purun masih terus dipoles dan ditata agar tetap menjadi kampung destinasi yang dikunjungi para wisatawan.
• Siap Naik Tipe Jadi B, Manajemen RSUD H Damanhuri Barabai Sudah Bentuk Panitia
• Guru Khalil Kembali Rombak Kabinet, Ini Komposisi Kepala Dinas di Pemkab Banjar
• NEWS VIDEO : Dikenal Jadi Kawasan Wisata di Banjarbaru, Begini Kampung Purun Palam
Kampung purun tidak hanya menyuguhkan kampung destinasi yang alami, namun juga menyuguhkan proses pembuatan kerajinan purun secara langsung sehingga bisa menjadi wisata edukasi.
Banyak para pengunjung, yang bisa melihat secara langsung proses pembuatan kerajinan purun ini. Mengingat, mereka membuat di teras-teras rumah warga.
Sejarah Kampung Purun
Dinamakan Kampung Purun adalah karena mayoritas warga di Kelurahan Palam adalah Pengrajin purun.
Lalu sejarahnya atau awal Kampung Purun ini adalah dari arahan Wali Kota Banjarbaru, Nadjmi Adhani, dimana saat 2016 meminta kepada seluruh lurah se Kota Banjarbaru untuk membentuk kampung iklim (Climate Village).
Ketika tahun 2016 itu Lurah Palam masih dijabat Bapak Agus Adrian.
Kemudian bapak Agus Adrian berinisiatif mengajak aparat Kelurahan dan warga masyarakat mengangkat kerajinan purun sebagai ciri khas Kelurahan. Palam sehingga lahirlah sebuah branding Kelurahan Palam.
Hingga kini di 2020, Kampung ini masih dinamakan kampung purun. Dimana terus dilakukan pengembangan oleh pemerintah setempat dan pembinaan dari Kelurahan setempat dan sejenisnya.
Ketika 2016 semula ada satu kelompok Pengrajin purun di kampung di Palam ini, namun kini di 2020 eiring berjalannya waktu muncul kelompok kelompok pengrajin kecil lainnya yang memisah dari kelompok besar.
Hingga kini di 2020 ada empat kelompok Pengrajin Purun yang eksis di Kampung purun Kelurahan Palam Cempaka ini.
Pertama Kelompok adalah kelompok Pengrajin Purun Al Firdaus. Kelompok ini memiliki kurang lebih 20 pengrajin.
Kedua, adalah Kelompok Galuh Cempaka, dimana di kelompok Pengrajin satu ini terdata sekitar 20 lebih Pengrajin purun.

Ketiga, adalah Kelompok Galuh Banjar dimana kelompok ini lebih kecil jumlahnya ada sekitar 10 Pengrajin Purun saja.
Keempat, ada Kelompok Pelangi Al Firdaus dimana juga ada 10 Pengrajin Purun yang dibina dalam kelompok ini.
• Ketahuan Jual Anakan Ikan di Kabupaten HST, Terancam Penjara atau Bayar Denda Rp 50 Juta
• Banjir di Cempaka Disorot Dewan di DPRD Banjarbaru, Perlu solusi Jangka Panjang
• Jadwal dan Lokasi Tes CPNS 2020 di Kabupaten HST Masih Belum Ditentukan
Dibangun Galeri Kreatif Kampung Purun
Guna memberikan pelayanan dan fasilitas kepada para Pengrajin Purun di Kampung Purun Cempaka maka belum lama tadi dibangun satu bangunan yakni galeri kreatif kampung purun.
Lokasi galeri kreatif kampung purun, berlokasi di Jalan Transad Blok B, RT 8 RW 3 Kelurahan Palam, atau sekitar 500 meter dari Kantor Kelurahan Palam.
Lurah Palam Kecamatan Cempaka, Katimin, S. Sos, bersama Ketua LPM Palam, Supliannoor, mengatakan, bangunan galeri kreatif kampung purun ini akan diisi hasil kreatifitas warga selain kamoung purun juga ada kerajinan tangan yang dibuat oleh warga setempat.
Galeri kreatif kampung purun ini diresmikan pada 11 Desember 2019, oleh Wakil Wali Kota Banjarbaru, Darmawan Jaya, bersama Sandiaga Uno.
"Setelah serah terima aset oleh Dinas Pariwisata Banjarbaru nanti bangunan itu akan di isi dengan kreasi warga dan bisa pula dijadikan tempat pelatihan warga," kata dia.
Wadah Para Perajin
Kelompok Pengrajin Anyaman Purun adalah sebuah wadah berkumpulnya Pengrajin untuk pemberdayaan dan pengelolaan kerajinan anyaman purun.
Diketahui di Kampung Purun Cempaka ada empat kelompok Pengrajin Purun yang eksis di Kampung purun Kelurahan Palam Cempaka tersebut.
Salah satunya adalah Kelompok Pengrajin Galuh Banjar. Di kelompok ini ada sebanyak 10 lebih Pengrajin yang aktif.
Salah satu Pengrajin, Nyonya atau Acil Sala yang tampak merajut anyaman purun di pelataran galeri rumahnya.
Perempuan yang sudah punya lima anak delapan cucu ini mengaku sudah lebih dari puluhan tahun atau lebih tepatnya sejak lahir sudah diajari anyaman purun.
"Ya sudah sejak kecil sudah lebih 20 Tahun karena sudah turun menurun menjadi Pengrajin ayaman purun," kata dia.
Dijelaskan dia, bahwa di kelompoknya menjual harga jadi tempat botol airinum mulai Rp 3000 rupiah, juga ada tas yang polos dijual mulai dari harga Rp 20 ribu hingga Rpb70 ribu. Bahkan jika ada sasirangan motif sampai ratusan ribu.
(Banjarmasinpost.co.id/Nurholis Huda)