Pusat Perbelanjaan Mentaya Sampit
Sejarah Pusat Perbelanjaan Mentaya, Dibangun Dari Dana Kontribusi Kayu Puluhan Miliar
Pusat Perbelanajaan Mentaya (PPM) sudah dikenal luas oleh masyarakat Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, khususnya yang tinggal di Sampit.
Penulis: Fathurahman | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, SAMPIT - Pusat Perbelanajaan Mentaya (PPM) sudah dikenal luas oleh masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, khususnya yang tinggal di Sampit.
Dulunya, PPM ini dikenal dengan Pasar Sampit, banguannya terbuat dari bahan kayu dan benar-benar pasar tradisional umumnya di Kalimantan. Namun, sudah berulang kali terbakar.
Pasar ini terletak dibantaran Sungai Mentaya. Pembentukkannya pun secara alami, namun bangunanya sembraut, sehingga muncul ide Bupati HM Wahyudi K Anwar dan Wakilnya HM Thamrin Noor, saat itu untuk membangunnya secara permanen.
Saat bisnis kayu masih ramai, dan aturannya masih longgar, Pemkab Kotim membuat perda untuk pengenaan pungutan kapal pengangkut kayu.
• Bawaslu Surati Gubernur Kalteng, Larang Sugianto Ganti Pejabat Jelang Pilgub
• Hari Ini Batas Terakhir Daftar LTMPT, Resikonya Tidak Bisa Daftar PDSS dan SNMPTN 2020
• Momen Memalukan Syahnaz Saat Lahirkan Ponakan Raffi Ahmad & Nagita Slavina Dibongkar, Dokter Tertawa
• Tangisan Anton Medan di Sidang Kasus Ikan Asin, Pablo Benua Ucap Terimakasih ke Fairuz A Rafiq
Saat itu, setiap kapal pengangkut kayu yang lewat, sungai, sehingga terkumpul hingga Rp40 miliar lebih.
Dana tersebut dipakai untuk membangun PPM dengan konstruksi beton dengan pengamanan anti kebakaran yang diranncang khusus, terutama untuk kabel jaringan listrik di PPM yang tidak mudah terbakar.
Sejak dibangun konstruksi beton, pasar tak pernah lagi terbakar.
(banjarmasinpost.co.id/ faturahman)
