Berita Kabupaten Banjar
Arus Riam Kiwa Deras Mengikis Tanah di Pinggiran Sungai, Penduduk Setempat Mulai Khawatirkan Longsor
Aliran sungai Siam kiwa kini begitu deras, debit air sungai meningkat pasca diguyur hujan deras sejak beberapa hari terakhir ini.
Penulis: Nia Kurniawan | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Aliran sungai Siam kiwa kini begitu deras, debit air sungai meningkat pasca diguyur hujan deras sejak beberapa hari terakhir ini.
Sehingga mengakibatkan tanah di pinggiran sungai terkikis dan alami longsor.
Situasi ini membuat khawatir warga, apalagi longsor yang memanjang itu mendekati rumah warga dan jalan A Yani yang merupakan jalur akses antar Provinsi.
Lokasi ini tepatnya di jalan A Yani KM 52 Desa Danau Salak rt. 02/01, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Lokasi ini diharapkan agar cepat diatasi/diperhatikan oleh pemerintah terkait, dengan tujua dapat dibuatkan siring beton agar tidak tergerus air sungai lagi dan tidak membahayakan rumah warga.
• Lagak Syahrini & Aisyahrani dengan Hotman Paris Jadi Sorotan, Istri Reino Barack Ingatkan Soal Ini
• Hasil Autopsi Lina Ditanyakan ke Rizky Febian, Putra Sulung Sule Beri Reaksi Tak Terduga
• Harta Gono Gini Angel Lelga Dituntut Vicky Prasetyo, Ada Tangis sang Ibu di Depan Uya Kuya
Rumah yang paling dekat dengan tanah amblas yang terkikis aliran sungai itu yakni milik Bahraini (39).
Warga di Desa Danau salak ini mengatakan tanah rapuh mendekati rumah mertuanya.
"Saya khawatir, tanah yang rapuh longsorannya itu mendekati rumah. Lebar tanah 10 meteran sudah amblas oleh air sungai, bahkan total mungkin sudah selebar 30 meteran yang terkikis sungai," katanya.
Apalagi sungai saat ini menurut dia lagi lumayan dalam, area pinggiran saja diperkirakan dalamnya satu meter sampai dua meteran.
Upaya penanganan sebagai langkah antisipasi terpaksa dia menebang banyak pohon di sekitaran pinggiran sungai.
"Kontur tanah sudah tak kuat menahan beban air yang mengikis tanah, nanti runtuh lagi. Menebang pohon setidaknya membuat beban tanah jadi ringan, sementara air sungai terus meninggi dan mengikis," kata dia.
Dia sudah tebang banyak pohon buah, seperti sukun, rambutan.
"Ini saja dua pohon sudah saya tebang, seperti Ramania dan pohon asam. Bila tak ditebang pohon khawatir juga menimpa rumah," katanya.
Darmansyah (61) warga sekitar juga mengatakan ada sekitar 80an rumah di kawasan itu dan sebanyak 20 rumah diantaranya yang mendekati sungai.
"Rumah yang dekat sungai yang khawatir akan ancaman longsoran karena tanah terlilit derasnya sungai," katanya.