Berita HST
VIDEO Yamih Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Nenek Meratus Makan Mengharap Belas Kasihan Warga
Hidup sebatang kara di gubuk reyot berukuran 2x3 meter nenek meratus, Yamih, harus tahan dengan dinginnya malam..
Penulis: Eka Pertiwi | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Hidup sebatang kara di gubuk reyot berukuran 2x3 meter nenek meratus, Yamih, harus tahan dengan dinginnya malam.
Tinggal di Desa Datar Ajab Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, nenek Yamih tidur tanpa alas. Ia hanya mengandalkan tapih (sarung,red) sebagai alas tidur.
Tak ada anak atau suami. Nenek Yamih lebih dikenal oleh warga sebagai Aminah. Janda miskin ini tak memiliki satu pun harta di gubuk reyotnya.
Harta satu-satunya hanya sarung motif batik dan baju berwarna merah di badan. Dinding kayu yang sudah lapuk, serta lantai dari bambu kini sudah bolong.
• VIRAL Video Guru Honorer Terduduk & Menangis saat Dihadiahi Motor dan Sepatu, Ini Sosok Penolongnya
• Angkut Kayu Tanpa Dokumen Gunakan Gerobak, Lelaki 46 Tahun Diamankan Polsek Kapuas Barat
• Kesedihan Syahnaz Saat Akikah Bayinya, Nama Raffi Ahmad & Nagita Slavina Disebut-sebut Istri Jeje
• VIRAL, Video Lama Makan Sup Kelelawar Bikin Wanita Cantik Ini Dihujat, Tak Tahu Terkait Virus Corona
Kaca depan sebagai jendela rumah Yamih juga bolong. Tak ada yang tahu berapa usia Yamih. Namun, jika melihat dari kondisi dan aroma dari rumah Yamih dipastikan ia sudah mulai pikun.
Bau pesing dan aroma faces berasal dari gubuknya.
Tak ada perabotan bahkan setetes air pun tak ada di dalam gubuknya. Parahnya, tak ada data administrasi penduduk. Yamih hidup tanpa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).
Hidup sebatang kara, Yamih tak pernah mendapatkan bantuan. Entah bantuan kesehatan atau bantuan bagi warga miskin lainnya seperti raskin.
Saat Banjarmasinpost.co.id, mendatangi kediaman Yamih ia sedang rebahan. Membuka pintu secara perlahan, ia mencoba bergerak ke luar rumah secara perlahan juga.
Ia mengaku sedang tak sehat. Kondisinya sedang tak baik. Di lehernya ada benjolan besar. Ia pun tak dapat berbicara cepat dan keras.
Yamih hidup hanya mengandalkan bantuan dari orang sekitarnya. "Kadang makan kadang tidak. Berobat juga tidak pernah," lirihnya.
Ia makan ketika ada yang memberi. Jika tidak, itu berarti puasa makan bagi Yamih. Tak apa baginya. Lapar dan dingin sudah menjadi temannya.
Tak ada perkakas rumah satu pun di rumahnya selain ember yang menggantung di atap.
Sebenarnya, disekitar rumah Yamih merupakan keluarga besarnya. Namun Yamih tetap tinggal di gubuk reyot. Yamih juga masih memiliki adik Rahimah.
Rumahnya tak jauh dari gubuk reyot Yamih. Rahimah mengatakan kakaknya sudah pikun. Perkakas rumahnya dirusak oleh Yamih sendiri.
"Atap rumah baru diganti. Keponakannya yang mengganti. Kami keluarga senang ada yang membantu Yamih," ujarnya.
Sementara itu, Sekolah Islam Terpadu Al Khair merupakan penyantun pertama nenek meratus Yamih.
Bantuan yang diberikan berupa perkakas tidur seperti kasur, kelambu, tikar, bantal, hingga selimur.
Tak hanya itu, bantuan berupa makanan dan perkakas memasak juga diberikan kepada Yamih.
Ketua Yayasan Al Futuwwah Barabai, Deddy Winarno, membeberkan jika bantuan ini merupakan hasil penggalangan dana di SIT Al Khair. Dijelaskannya, kegiatan ini rutin dilaksanakan oleh SIT Al Khair dengan kategori sumbangan berbeda setiap pekannya.
Ia menjelaskan jika saban Jumat di SIT Al Khair selalu diadakan kegiatan infaq yang peruntukkannya berbeda-beda.
Dibeberkannya, pada Jumat pekan pertama diperuntukan untuk pembangunan masjid atau mushala, pekan kedua bantuan sosial untuk masyarakat yang memerlukan. Baik memerlukan bantuan karena kurang mampu atau akibat bencana alam.
• Cegah Aktivitas Berbahaya Anak-anak Bergelantungan di Kelotok, Polair Gelar Giat Pekat Tiap Minggu
• Perceraian Disinggung Luna Maya ke Ashanty, Saat Mantan Ariel NOAH Curhat soal Pernikahan
• 5 FAKTA Penjahat Seksual yang Viral di Medsos 2 Pekan Ini, dari Begal Payudara hingga Begal Bokong
Pada pekan ketiga diperuntukan bagi dunia Islam seperti bantu Palestina, Suriah, Uyghur, Somalia dan umat islam dibelahan negeri lainnya yang memerlukan. Sedangkan pada pekan terakhir ditabung untuk kegiatan bakti sosial.
Biasanya, kegiatan bakti sosial akan diberikab pada akhir tahun untuk pondok yatim, pasukan oranye, tukang sampah, pengayuh becak, atau pedagang kaki lima.
Menurutnya, ini sebagai wujud kepedulian SIT Al Khair untuk membantu meringankan beban semama. Selain itu, pihaknya juga ingin melatih kepekaan siswa agar bisa berbagi dan peduli dengan orang-orang di sekitar. (banjarmasinpost.co.id/eka pertiwi)