Berita Kotabaru
Pelanggan PDAM Kotabaru Mengeluh, Air Bersih IPA Gunung Rely Berbau Karat
Selain permasalahan krisis masih menghantui sebagian besar pelanggan PDAM, pelanggan di wilayah perkotaan kembali dihadapkan dengan persoalan baru.
Penulis: Herliansyah | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Persoalan air bersih menggelayuti masyarakat terus belanjut.
Selain permasalahan krisis masih menghantui sebagian besar pelanggan PDAM, pelanggan di wilayah perkotaan kembali dihadapkan dengan persoalan baru.
Sudah hampir sepekan ini pelanggan di wilayah perkotaan, yang dilayani instalasi pengolahan air (IPA) Gunung Rely mengeluh karena air yang didistribusikan tidak sesuai standar pelayanan.
Pelanggan mengeluh karena air digunakan untuk keperluan sehari-hari dan keperluan lainnya dianggap tidak layak.
Air tidak hanya keruh, tapi juga berbau besi yang berkarat.
• Kakinya Sempat Dililit, Arbayani Bisa Menaklukkan Piton yang Selama ini Memangsa Unggas warga
• Borok Rizky Febian Dibongkar Teddy Suami Lina, Putra Sule Itu Disebut Lakukan Ini pada Ibunya
• Virus Corona Semakin Mewabah, Starbucks Tutup Ribuan Gerai di China
"Airnya berbau tagar (karat), tidak tahu kenapa masalahnya," kata Zulkifli salah seorang pelanggan di wilayah Veteran kepada banjarmasinpost.co.id, Rabu (29/1/2020).
Menurut Zulkifli, air dari IPA Gunung Rely, hampir tidak bisa dipakai.
Selain berbau, karat besi ditengarai larut di air yang didistribusikan melekat saat digunakan untuk mencuci baju.
"Apalagi baju putih. Baunya melekat di badan dan pakaian. Airnya juga terlalu keruh, padahal diketahui air bakunya melalui proses pengolahan," jelas Zulkifli.
Zulkifki heran, air bersih dari IPA lain seperti Gunung Tirawan dan Gunung Ulin lebih bagus dan tidak berbau.
Humas PDAM Syarwani membenarkan banyaknya keluhan pelanggan untuk layanan IPA Gunung Rely, karena air didistribusikan berbau karat.
Mengatasi keluhan itu, pihaknya telah mengambil beberapa langkah penanganan.
Menurut Syarwani sumber penyebab berbaunya air saat didistribusikan ke pelanggan, karena air baku Gunung Ulin. Sudah beberapa kali dilakukan pengurasan, namun belum bisa maksimal.
Air terdistribusi ke pelanggan tetap berbau.
"Kami terus mengupayakan dan juga menguras IPA di Gunung Rely. Tujuannya sama untuk mengurangi bau," ucap Syarwani.
Selain itu upaya lain dengan memasang pompa di sungai Indramayu.
Fungsinya memompa air sungai Indramayu tersebut untuk dicampur dengan air embung Gunung Ulin.
Dengan harapan bisa mengurangi bau.
"Kami juga sudah mengambil sample air IPA Gunung Rely dan mengirimnya ke Laboratorium Banjarbaru. Hasilnya setelah 17 hari," tandas Syarwani.
BANJARMASINPOST.co.id/helriansyah
