Pasar Kerajinan Amuntai

Melihat Aktivitas Pasar Kerajinan Amuntai, Tujuan Wisata Tamu Pemerintahan dan Masyarakat Umum

Selain dikenal dengan itik Alabio dan kerbau rawa, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) juga dikenal dengan

Penulis: Dony Usman | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/dony usman
pedagang di pasar kerajinan amuntai 

Keberadaan pasar ini tidak permanen atau tidak ada setiap hari, tetapi cuma satu kali dalam sepekan, yakni setiap Kamis.

Selain cuma ada di setiap Kamis, para pedagang ini pun hanya menggelar dagangan dari pagi hingga menjelang siang.

Sehingga bagi yang ingin membeli produk ataupun yang ingin melihat-lihat maka harus datang sejak pagi-pagi sekali.

Paling lama aktivitas di pasar ini berlangsung hingga pukul 11.00 wita atau pukul 12.00 wita. Itupun yang tersisa hanya beberapa orang saja.

Pantauan banjarmasinpost.co.id yang tiba di lokasi sekitar pukul 06.00 wita, aktivitas di Pasar Kerajinan Amuntai sudah sangat ramai.

Para pedagang menggelar produknya di mobil pikap, sepeda motor, trotoar dan juga bahu jalan.

Dari depan Pasar Modern Amuntai, sisi kiri dan kanan jalan Basuki Rahmat yang terdiri dari dua ruas jalan nampak dipenuhi pedagang hingga ke batas jalan A Yani.

Rata-rata mereka menjual kerajinan anyaman, baik yang berbahan purun, rotan, bambu, enceng gondok dan juga ditambah anyaman plastik.

Ada yang diolah menjadi tikar, bakul, lukah, kandang burung, kipas, tas jinjing, dompet, keranjang, jikin dan laimya.

Deretan berbagai produk keranjinan tangan yang digelar pedagang ini pun memberikan pemandangan yang sangat khas dan menarik.

Sehingga selain menjadi syurganya bagi pemburu kerajinan tangan karena produk yang variatif dan harga terjangkau, lokasi dan aktivitas di pasar ini juga menarik karena lekat dengan kearifan lokal.

Kabid Perdagangan Disperindagkop dan UKM Kabupaten HSU, Marzuki, menyampaikan, Pasar Keranjinan Amuntai ini sudah ada sejak lama.

"Pasar ini tumbuh dengan sendirinya karena banyaknya pengrajin," katanya.

Keberadaan pengrajin ini muncul secara turun menurun dan hingga sekarang masih terus bertahan.

Dengan tujuan untuk bisa memasarkan hasil kerajinan itulah, imbuhnya, kemudian, pengrajin menjualnya ke pasar.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved