Kegiatan WBP Lapas Banjarbaru

WBP Lapas Banjarbaru Mengisi Hari-hari dengan Kegiatan ini, Bekal Setelah Menjadi Manusia Bebas

WBP Lapas Banjarbaru Mengisi Hari-hari dengan Kegiatan ini, Bekal Setelah Menjadi Manusia Bebas

Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/aprianto
Warga binaan Lapas Banjarbaru membikin kerajinan tangan berupa lampu hias 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Tangan Nurhadi begitu cekatan saat merangkai dan menyusun potongan karet dari ban bekas.

Perlahan namun pasti, bahan tersebut menjadi kursi dan meja.

Meski berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Banjarbaru, Nurhadi ternyata masih bisa produktif.

Dia membikin sejumlah kerajinan dari barang bekas.

Saat ini warga binaan tersebut lebih banyak bergelut dengan ban bekas.

Tidak hanya Nurhadi, sejumlah penghuni lainnya juga mendapat pelatihan dari petugas Seksi Pembinaan Narapidana dan Anak Didik (Binadik) Lapas Banjarbaru.

Kehamilan Nia Ramadhani Disinggung Kakak Ipar, Jessica Iskandar Tanya Ini ke Istri Ardi Bakrie

Sempat-sempatnya Bikin Wasiat Aneh, Pasutri Bunuh Diri Bareng, Gak Usah Diotopsi, Bapak Ibu Ikhlas

Orang Sakit Parah Terpaksa Dibawa Pakai Gerobak, Warga Pulau Sembilan Kotabaru Kian Menderita

Ada yang membuat kerajinan dari sisa pipa paralon, ada pula dari sisa kayu.

Sementara sejumlah orang lainnya membuat lemari kaca.

Tidak tidak semua warga binaan yang bisa mengikuti program ini.

Mereka diseleksi, mulai dari perilaku hingga minat serta bakatnya.

Setelah diketahui minat dan bakatnya, baru diarahkan dan dibina.

Mereka yang terpilih menjalani pembinaan di ruang Giatja (latihan kegiatan kerja).

Kendati diperkenankan keluar dari sel dan menggunakan peralatan tajam, mereka tetap diawasi petugas.

Dalam satu hari, mereka bisa menghasilkan sejumlah produk.

Seperti Nurhadi yang bisa menghasilkan satu set mebel.

"Empat kursi dan satu meja ini harganya sekitar Rp 900 ribu," kata Nurhadi yang baru satu bulan menjalani program di Giatja.

Bahan bekas yang digunakannya didatangkan dari sejumlah bengkel mobil.

"Ban bekas ini sudah disiapkan petugas. Kami tinggal belajar dan membuat kerajinan," kata Nurhadi.

Selain mendapat pelatihan, dia bisa belajar dan saling bertukar ilmu dengan teman-teman.

"Di sini bisa menghilangkan kejenuhan karena ada aktivitas," kata narapidana kasus narkoba tersebut.

Kepala Seksi Binadik, Hardiyanto, mengatakan peserta pelatihan beraktivitas di Giatja dari pukul 09.00 Wita hingga 12.00 Wita.

Setelah istirahat, mereka kembali masuk ke Giatja sekitar pukul 13.00 Wita hingga 15.00 Wita.

"Kami tidak sembarangan dalam memilih warga binaan yang masuk Giatja. Tentunya harus punya minat dan bakat,” kata Hardiyanto.

Dengan adanya Giatja ini, pihaknya berharap warga binaan memiliki keterampilan sehingga saat bebas nanti bisa mandiri.

"Saat ini mereka bisa belajar dulu. Nantinya, setelah bebas, mereka diharapkan bisa membuat lapangan kerja sendiri," tambahnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved