Berita Internasional

Kasus Virus Corona Baru di Wuhan China Tak Ditemukan dalam 3 Hari Terakhir, WHO: Harapan bagi Dunia

Kota Wuhan, China tidak mencatat kasus Virus Corona atau Covid-19 baru dalam 24 jam, untuk pertama kalinya

Editor: Murhan
STR / AFP
Foto yang diambil pada 18 Maret 2020 menunjukkan warga berbaris untuk mengambil daging babi yang dikirim ke kompleks karantina mereka di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Pada Kamis (19/3/2020), China melaporkan tidak ada kasus baru dalam virus corona untuk pertama kalinya sejak wabah ini muncul. 

"Hal itu sulit untuk dijelaskan," ungkap Richard Pebody dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Selasa (18/3). "Kami tidak punya jawaban yang benar dan mungkin kombinasi dari berbagai faktor".

Tapi, berikut ini adalah penjelasan yang pakar spesialis kemukakan:

1. Peralatan medis Jerman lebih baik

Dengan 25.000 tempat tidur perawatan intensif lengkap juga alat pernapasan, peralatan, dan perlengkapan, Jerman lebih baik dibandingkan dengan negara tetangganya di Eropa. Sebaliknya, Perancis hanya punya 7.000 dan Italia 5.000 tempat tidur.

Di Inggris, angka-angka NHS terbaru menunjukkan, ada lebih dari 4.000 tempat tidur perawatan kritis di Inggris. Sementara Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan, Inggris memiliki 5.000 ventilator.

Pasien yang sakit di Jerman sejauh ini pun bisa pulih dengan cepat. Untuk mencegah rumahsakit menjadi kewalahan, seperti yang terjadi di Italia atau Peancis Timur, Pemerintah Jerman berencana menggandakan tempat tidur perawatan intensif.

Bahkan, hotel dan aula publik besar harus digunakan kembali sebagai rumahsakit darurat untuk pasien dengan gejala yang kurang serius. Sehingga, rumahsakit bisa dibebaskan untuk merawat mereka yang sakit parah.

2. Tes awal

Christian Drosten, Direktur Institut Virologi Rumahsakit Charite, Berlin, mengatakan, pengujian awal juga bisa menjadi faktor kematian kecil. "Kami mengenali penyakit ini sangat dini di negara kami. Kami unggul dalam hal diagnosis dan deteksi," ungkapnya.

Pada Januari, para peneliti di Charite menjadi yang pertama mengembangkan tes untuk virus corona. Jerman juga memiliki jaringan laboratorium independen yang banyak di antaranya mulai melakukan tes paling awal sejak Januari, ketika jumlah kasus masih sangat rendah.

Jumlah laboratorium yang banyak telah meningkatkan kapasitas penyaringan nasional, dan RKI memperkirakan, 12.000 orang bisa diuji dalam sehari di Jerman. Karena itu, mendapatkan tes di Jerman lebih mudah dibanding beberapa negara lain.

Siapa pun yang menunjukkan gejala, telah melakukan kontak dengan kasus yang terkonfirmasi, atau baru saja kembali dari zona risiko memenuhi syarat untuk dites.

3. Pasien lebih muda

Virus ini juga sebagian besar menginfeksi populasi usia muda dan lebih sehat di Jerman dibanding negara lain. "Di Jerman, lebih dari 70% yang terinfeksi hingga sekarang berusia antara 20 dan 50 tahun," kata Presiden RKI Lothar Wieler.

Seperti di Skandinavia, infeksi pertama di Jerman teridentifikasi pada orang yang baru saja kembali dari liburan bermain ski di Italia atau Austria.

Halaman
123
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved