Berita Internasional

Kasus Virus Corona Baru di Wuhan China Tak Ditemukan dalam 3 Hari Terakhir, WHO: Harapan bagi Dunia

Kota Wuhan, China tidak mencatat kasus Virus Corona atau Covid-19 baru dalam 24 jam, untuk pertama kalinya

Editor: Murhan
STR / AFP
Foto yang diambil pada 18 Maret 2020 menunjukkan warga berbaris untuk mengambil daging babi yang dikirim ke kompleks karantina mereka di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Pada Kamis (19/3/2020), China melaporkan tidak ada kasus baru dalam virus corona untuk pertama kalinya sejak wabah ini muncul. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Kota Wuhan, China tidak mencatat kasus Virus Corona atau Covid-19 baru dalam 24 jam, untuk pertama kalinya sejak melaporkan kasus pertama pada Desember dalam wabah yang telah menginfeksi lebih dari 250.000 orang di seluruh dunia dan membunuh lebih dari 11.000 orang.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, Wuhan, episentrum wabah virus corona baru di China, pada pelaporan terakhir tidak ada kasus lokal baru, yang memberi harapan kepada seluruh dunia untuk memerangi pandemi.

Hingga Jumat (20/3/2020), melansir Reuters, Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan, Wuhan, Ibu Kota Provinsi Huvei, selama tiga hari berturut-turut nol kasus penularan lokal virus corona.

"Kemarin, Wuhan melaporkan tidak ada kasus baru untuk pertama kalinya sejak wabah dimulai," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers virtual di Jenewa seperti dikutip Channelnewsasia.com.

Daftar Kabar Baik Terkait Virus Corona yang Kini Mewabah, Termasuk Soal Vaksin dan Obat Covid-19

Aktor Detri Warmanto Positif Virus Corona Saat Istri Sedang Hamil, Menantu Tjahjo Kumolo Curhat Ini

Fakta Tak Terduga Tingkat Kematian di Wuhan China Imbas Virus Corona, Bandingkan dengan Indonesia!

"Wuhan memberikan harapan bagi seluruh dunia, bahwa bahkan situasi yang paling parah bisa berbalik," ujar dia.

"Tentu saja, kita harus berhati-hati, situasinya bisa terbalik. Tetapi, pengalaman kota-kota dan negara-negara yang telah berhasil memukul virus corona memberi harapan dan keberanian kepada seluruh dunia," imbuh Tedros

Hanya, Tedros mengatakan, walau orang lebih tua yang paling parah terkena penyakit ini, orang lebih muda juga tidak luput dari cengkeraman virus corona.

Orang muda justru membuat banyak penderita membutuhkan perawatan di rumahsakit.

"Hari ini saya punya pesan untuk kaum muda: Anda bisa terkalahkan. Virus ini bisa membuat Anda masuk rumahsakit selama berminggu-minggu - atau bahkan membunuh Anda," tegasnya memperingatkan.

"Bahkan jika Anda tidak sakit, pilihan yang Anda ambil tentang ke mana Anda pergi bisa menjadi perbedaan antara hidup dan mati untuk orang lain. Saya bersyukur, begitu banyak anak muda yang menyebarkan berita dan bukan virusnya," kata Tedros.

Dia menyatakan, solidaritas antargenerasi adalah salah satu kunci untuk mengalahkan penyebaran pandemi.

Anggota staf RS memberikan hormat kepada pasien virus corona yang sembuh dan telah menyelesaikan 14 hari karantina di pusat rehabilitasi di Wuhan pada tanggal 10 Maret 2020.
Anggota staf RS memberikan hormat kepada pasien virus corona yang sembuh dan telah menyelesaikan 14 hari karantina di pusat rehabilitasi di Wuhan pada tanggal 10 Maret 2020. (Xinhua/Xiong Qi)

Daftar Kabar Baik Terkait Virus Corona yang Kini Mewabah, Termasuk Soal Vaksin dan Obat Covid-19

Aktor Detri Warmanto Positif Virus Corona Saat Istri Sedang Hamil, Menantu Tjahjo Kumolo Curhat Ini

Fakta Tak Terduga Tingkat Kematian di Wuhan China Imbas Virus Corona, Bandingkan dengan Indonesia!

Kunci Jerman Tangani Virus Corona Sehingga Angka Kematian Rendah

Angka kematian akibat virus corona baru di Jerman tidak setinggi negara lain di Eropa yang terus meningkat. Meski berada di antara negara paling terpukul karena virus corona, Jerman mencatat jumlah kematian sangat rendah.

Angka resmi terbaru yang Lembaga Pengendalian Penyakit Institut Robert Koch (RKI) terbitkan pada Kamis (19/3) menunjukkan, ada 10.999 kasus infeksi dengan 20 angka kematian akibat virus corona di Jerman.

Angka kematian itu hanya 0,18%, jauh lebih rendah dari China mencapai 4%, Inggris sebesar 3,9%, Prancis 2,9%, dan Italia 8,3%.

Halaman
123
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved