Wabah Virus Corona
Sebelum Virus Corona, Ini 5 Pandemi Mematikan dalam Sejarah Dunia, Ada yang Disebabkan Tikus
Virus Corona bukan pandemi pertama di dunia yang banyak memakan korban jiwa. Wabah penyakit ini bahkan bisa dianggap mengubah jalannya sejarah
BANJARMASINPOST.CO.ID - Berawal laporan di kawasan Kota Wuhan, China, Virus Corona yang sudah ditetapkan sebagai pandemi oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), kini menyebar di berbagai belahan dunia.
Virus Corona atau Covid-19 sudah menelan korban meninggal dunia hampir 10 ribu jiwa.
Data Jumat (20/3/2020), di seluruh dunia, jumlah kasus terkonfirmasi positif sebanyak 242.713 kasus. Sementara, sebanyak 9.867 orang meninggal dunia, dan 84.962 orang sembuh, seperti dilansir dari Kompas.com.
Sementara di Indonesia, jumlah pasien positif Virus Corona per Jumat (20/3) adalah 369 orang. Sebanyak 32 orang di antaranya meninggal dunia, dan 17 orang dinyatakan sembuh.
• Ustadz Abdul Somad: Masjid Ditutup, Kenapa Airport Tidak? UAS Sentil Penanganan Virus Corona
• Lebih Parah dari Wuhan, Tentara Italia Bawa 3.405 Mayat ke Kuburan Luar Kota, Tak Dihadiri Keluarga
• Lahir Wuhan Jadi Pandemi Dunia, Ini 10 Kabar Baik dari Virus Corona yang Memberikan Secercah Harapan
Virus Corona atau Covid-19 bukan pandemi pertama di dunia yang banyak memakan korban jiwa.
Jika melihat ke belakang melalui lajur sejarah, ternyata sudah banyak wabah yang begitu menyebar luas dan bahkan sangat mematikan.
Sehingga wabah penyakit ini bisa dianggap mengubah jalannya sejarah dan benar-benar mengurangi jumlah penduduk dunia.
Dilansir oleh Live Science, simak lima wabah dan pandemi mematikan yang pernah tercatat dalam sejarah.
1. Black Death
Black Death sendiri adalah salah satu penyakit yang benar-benar menghancurkan sebuah generasi.
Wabah ini terjadi pada pertengahan abad ke-14, dari tahun 1347 hingga 1351.
Black Death dianggap mengubah peradaban kesehatan di Eropa dan dunia.
Pada saat populasi global ketika itu telah mencapai 450 juta, setidaknya 75 juta diyakini telah tewas karena wabah ini.
Bahkan beberapa mengatakan bisa saja kematian karena wabah ini mencapai 200 juta jiwa.
Setengah populasi Eropa mungkin saja telah mati dalam kurun waktu hanya empat tahun.