Wabah Virus Corona
Perbedaan Masker Kain, Medis & Bedah Dibongkar Dokter, Ini yang Cocok Saat Pandemi Virus Corona
Perbedaan Masker Kain, Masker Medis & Bedah Dibongkar Dokter Spesialis Paru, Ini Cocok untuk Pandemi Virus Corona atau Covid-19.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Kelangkaan masker medis N95 dan masker bedah selama pandemi Virus Corona atau Covid-19 membuat sejumlah masyarakat kreatif membuat berbagai masker dari kain.
Adanya alternatif masker kain saat masker medis dan masker bedah langka saat Pandemi Virus Corona atau Covid-19 juga menjadi perhatian dr Erlina Burhan, Sp.P(K), M.Sc, pH.D - Dokter spesialis paru RS Umum Pusat (RSUP) Persahabatan.
Berbicara mengenai Protokol Pemakaian Masker di kantor Graha BNPB dan disiarkan Live pada hari ini (1/4/2020), dr Erlina membahas berbagai macam masker, mulai dari masker kain, masker bedah, masker medis N95 hingga facepiece respirator.
• Fase Kritis Virus Corona dan Titik Puncak Covid-10 Pada April 2020, Ini Penjelasan Ilmuwan dan BIN
• 5 Bank dan Leasing yang Beri Kelonggaran Kredit karena Dampak Virus Corona atau Covid-19 versi OJK
Berikut perbedaan berbagai masker tersebut :
1. Masker kain
Masker kain boleh digunakan oleh masyarakat yang sehat di tempat umum, tetapi dengan catatan tetap menjaga jarak aman 1-2 meter. Sementara itu, petugas kesehatan tidak disarankan menggunakan masker kain.
Sebab, masker kain tidak bisa memproteksi dari partikel berukuran kecil, hanya partikel besar saja. Untuk partikel berukuran 3 mikron, masker kain hanya mampu memfiltrasi 10-60 persen. Selain itu, masker kain juga memiliki tingkat kebocoran yang tinggi.
"Perlindungan terhadap droplet, ya ada. Tapi tidak ada perlindungan terhadap aerosol atau partikel yang airborne (mengapung di udara)," ujar dr Erlina.
Keuntungannya, masker kain bisa dipakai berulang, tetapi dengan dicuci terlebih dahulu menggunakan deterjen dan air hangat yang bisa mematikan virus, termasuk virus corona.
• Ini Cara Dapatkan Kuota Gratis Telkomsel 30 GB Selama Merebaknya Virus Corona
2. Masker bedah
Masker bedah boleh dipakai oleh masyarakat hanya jika ada gejala gangguan pernapasan, seperti bersin, batuk dan nyeri tenggorokan.
Petugas medis juga boleh memakai masker bedah ini di tempat pelayanan kesehatan yang tidak mengharuskan tenaga medis berkontak erat dan langsung dengan pasien yang sangat menular.
Masker bedah bisa melindungi dari droplet yang dikeluarkan oleh orang lain, tetapi tidak bisa melindungi dari partikel yang bersifat aerosol atau airborne.
Untuk partikel berukuran 0,1 mikron, masker bedah efektif memfiltrasi 30-95 persen. Namun, tetap ada kebocoran, khususnya dari samping, karena tidak sempurna menutupi wajah.
Dokter Erlina juga mengingatkan untuk tidak berulang kali menggunakan masker bedah karena masker ini hanya bisa dipakai sekali. Bila masker bedah sudah basah karena droplet, masker juga harus diganti dengan yang baru.
3. Masker n95
Masker N95 hanya diperuntukkan bagi tenaga medis yang harus kontak langsung, erat dan dekat dengan pasien yang tingkat infeksiusnya sangat tinggi, seperti pasien virus corona.
Masker ini memiliki proteksi yang sangat baik terhadap droplet, partikel aerosol dan airborne. Sesuai namanya, masker ini bisa memfiltrasi partikel berukuran 0,1 mikron sampai 95 persen. Selain itu, tidak ada kebocoran dari masker ini bila dipakai dengan baik.