Liga 1 2020
Gara-gara Corona, Pemain Barito Putera Nazar Nurzaidin Ini Latihan di Sawah
Inyong sapaan Nazar sendiri usai manajemen Barito Putera meliburkan pemain langsung pulang ke kampung halaman
Penulis: Khairil Rahim | Editor: Didik Triomarsidi
Editor: Didik Triomarsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Pemain yang selalu setia bersama tim Barito Putera Nazar Nurzaidi turut bersedih dengan banyaknya kompetisi sepak bola terhenti di dunia termasuk Liga Indonesia akibat wabah virus Covid-19 atau Corona.
Untuk memotong mata rantai penyebaran virus Covid-19, masyarakat di Indonesia, diminta untuk menjaga kesehatannya dengan cara menaati semua ketentuan yang telah diterapkan pemerintah.
Salah satunya adalah menaati aturan untuk tetap tinggal di rumah di tengah pandemi Covid-19 ini.
Inyong sapaan Nazar sendiri usai manajemen Barito Putera meliburkan pemain langsung pulang ke kampung halaman di dari Kelurahan Bojongbata, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang.
• Digaji 25 Persen, Kiper Barito Putera Adhitya Harlan Mengaku Tertolong Usaha Kontrakan
• Sederet Tim Liga 1 Ini Belum Pernah Merasakan Turun Kasta Sejak Era ISL 2008/2009
• VIDEO Terbaru Yunan Helmi, Asisten Pelatih Barito Putera Berharap Terbaik
• UPDATE Corona di Kalsel, Muslim: 133 Negatif dan Satu Positif Setelah Jalani Rapid Test
Walau tidak ada kompetisi namun aja tetap menjaga kondisi fisiknya selama di kampung halaman. Inyong rutin melakukan olahraga pagi dan sore hari walau bukan sepakbola.
Jadwal rutin Inyong pagi latihan sendiri di hamparan sawah dekar rumahnya. Dilanjutkan latihan beban di depan rumah dan sorenya latihan tenis lapangan.
"Intinya tetap jaga jarak namun tetap masih bisa berolahraga dan kalau tidak ada kegiatan tetap di rumah saja," ujar dia.
Untuk membunuh kebosanan tanpa aktivitas saat berada di rumah mengajak adik bungsunya yang baru berusia 4 tahun untuk bermain PlayStation 4.
"Kadang juga bawa adik main-main lalu main PS 4 berdua," ujar dia.
Kesedihan Lin Inyong tidak hanya komletisi saja yang terancam terhenti namun soal keputusan PSSI yang mempersilahkan klub membayar gaji pemain hanya 25 persen sebulan di masa libur kompetisi Liga 1 2020.
"Menurut saya pribadi sama sama rugi sih, tapi kan tau situasi memang lagi seperti ini, yang terpenting itu di komunikasikan dulu mau 25 persen atau 50 persen biar semua pihak plongg dengan keputusan yang di ambil," kata dia.
Apalagi yang merupakan tulang punggung keluarganya di rumah. Sebab orangtuanya juga libur berjulan di sekolah tanpa batas waktu yang ditentukan.
Sehingga dia hanya mengandalkan gaji kontrak dari sepakbola untuk memenuhi kebutuhan biaya hidup dia dan keluarga.
"Ya belum ada usaha lain selain pendapatan dari sepak bola, orang tua jualan di sekolah pun libur dan gak tau nyampe kapan, otomatis cuma ngandelin gaji itu saja," tambah dia.
Menurut Inyong itu belum lagi saat Ramadan dan lebaran pasti banyak pengeluaran, mungkin semua bakal merasakan bagaimana Ramdan dan lebaran sangat butuh biaya.
