Sasirangan Ecoprint di Tanahlaut
KALSELPEDIA: Beda Kain Ecoprint dengan Sasirangan Ecoprint Tanahlaut
kain Ecoprint yang dibuat pengrajin kain di Tanahlaut ini juga masih memertahankan motif Sasirangan.
Penulis: Milna Sari | Editor: Royan Naimi
Editor: Royan Naimi
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Sasirangan Ecoprint tentu berbeda dengan kain Ecoprint yang dijual dari pulau Jawa.
Nama kain khas Banjar tersebut dilekatkan bukan tanpa alasan.
Pasalnya pada kain Ecoprint yang dibuat pengrajin kain di Tanahlaut ini juga masih mempertahankan motif Sasirangan.
Sasirangan Fanesya misalnya saat ditemui Senin (6/4/2020) masih memertahankan motif Sasirangan pada kain Ecoprintnya.
• KALSELPEDIA: Sasirangan Ecoprint Tengah Booming di Tanahlaut, Ada Motif Daunnya
• Bacaan Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh Hari Pertama Sebelum Nisfu Syaban 2020
Kain sutera Sasirangan ditambah lagi dengan motif Ecoprint yang cantik. Hasilnya sebuah kain dengan motif yang unik dan menarik.
Sasirangan Ecoprint ini dijual dengan harga terjangkau sesuai bahannya.
Selembar kain katun sutera dibandrol harga Rp 300 ribu sedangkan katun dihargai Rp 200 ribu.
Teknik Ecoprint sendiri merupakan pemberian motif atau gambar dengan menempelkan daun pada kain agar motif dan warna pada daun menempel di kain.
Tahapan pembuatan Ecoprint sendiri terbagi dalam dua tahap yakni menempelkan daun pada kain dan kemudian dicelup kembali dengan salah satunya air tawas agar warna terlihat lebih cerah.
(Banjarmasinpost.co.id/milna sari)
