Berita Olahraga

Kecelakaan Maut 15 Tahun Lalu Mengubah Hidup Atlet Renang NPC Kalsel ini

Ijai sapaannya kini menjadi salah satu atlet renang difabel yang tidak hanya menjadi kebanggaan Banua tapi juga andalan Indonesia.

Penulis: Khairil Rahim | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/khairil rahim
erenang National Paralympic Comite (NPC) Kalimantan Selatan (Kalsel) Akhmad Jaini (40)  

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Perenang National Paralympic Comite (NPC) Kalimantan Selatan (Kalsel) Akhmad Jaini (40)  sebenarnya terlahir dengan tubuh yang lengkap.

Namun, akibat suatu kecelakaan, dia harus kehilangan kaki kanannya.

Kondisi tersebut sempat membuat pria asal Kabupaten Banjar itu putus asa.

Namun, semangat menjadi orang yang lebih baik mengalahkan rasa putus asa tersebut.

Ijai sapaannya kini menjadi salah satu atlet renang difabel yang tidak hanya menjadi kebanggaan Banua tapi juga andalan Indonesia.

Ijay tidak hanya dipersiapkan hadapi Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) XVI 2020, di Kota dan Kabupaten Jayapura tapi dia juga anggota Pelatnas renang di Asean Para Games (APG) 2020 di Filipina nanti.

Kelakuan Syahnaz & Nisya Bikin Nagita Slavina Dongkol, Ini Sebab Istri Raffi Ahmad Kesal

LIVE STEAMING Instastory Arman Maulana Pukul 20.00, Kevin Sanjaya Lelang Jersey dan Raket

Gaji ke-13 dan THR PNS Ada di APBN 2020, Tapi Baru Golongan Ini Pasti Dapat

Namun sejak mengikuti program Pelatnas renang di Jakarta pada 3 Mei 2019 lalu, Ijay dipulangkan ke daerah karena pelaksanaan APG 2020 di Filipina ditunda karena wabah Corona.

"Kami para anggota plat sudah dipulangkan ke daerah masing-masing sejak beberapa hari lalu. Merasa lebih aman mengkarantina diri di rumah masing-masing daripada di luar," sebut dia.

Tetap menjaga kondisi fisiknya ide melakukan latihan kembali GOR kolam renang Hasanuddin HM sejak Senin (13/4/2020) pagi.

Ijay yang dipersiapkan tampil di tiga nomor yakni100 meter punggung, 50 meter punggung dan 50 meter kupu kupu ini memilih lebih aman kembali berlatih daripada terus berdiam diri di rumah.

"Kita di sini tetap jaga jarak juga, Insya Allah aman saja ini kegiatan yang bermanfaat, setelah latihan baru kita kembali berdiam diri di rumah saja," kata Ijay.

Ijay menerangkan dia terjun menjadi atlet difabel renang karena hanya ini yang bisa dilakukan sebagai atlet disabilitas.

Sebelumnya Ijay normal layaknya yang lain.

Namun kecelakaan maut yang dialami pada Oktober 2005 di Danau Salak mengubah kehidupannya.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved