Berita HST

Pengrajin Bros di HST Ini Banting Setir Jual Masker, Modal Awal Hanya Rp180 Ribu

Aida Rahimah, seorang pengrajin bros manik-manik di Barabai ini memilih banting setir sebagai penjual masker

Penulis: Eka Pertiwi | Editor: Hari Widodo
istimewa
Aida bikin bros manik-manik yang sementara ditinggalkannya karena sepi. Ia pun, kini beralih menjual masker. 

Editor : Hari Widodo

BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Saat ekonomi kian merosot akibat pandemik covid-19, berbagai cara dilakukan oleh masyarakat untuk dapat bertahan.

Misalnya saja, Aida Rahimah, warga Barabai satu ini memilih banting setir sebagai penjual masker.

Padahal sebelumnya, Aida merupakan pengrajin bros dan manik-manik di Hulu Sungai Tengah.

Mengapa Aida pilih banting setir?

Yap, wabah covid-19 membuat usaha bros dan manik-manik miliknya merosot alias tak ada pembeli.

Tedampak Covid-19, Pebisnis Kuliner di Banjarmasin Ini Kini Jual Masker

Dinkes Banjarmasin Akan ke Periksa Para Penjual Masker, Cegah Aksi Penimbunan

Penjual Masker Pun Bermunculan

Padahal ia sudah menggeluti usaha ini sejak 2008 silam.

Soal omzet tak usah diragukan lagi, dalam sebulan ia mendapat omzet hingga Rp 10 juta.

Omzet ini merupakan hasil berjualan bros dan manik-manik.

Bahkan, dari omzet tersebut, ia hanya perlu membeli bahan baku sebesar 30 persen dari omzet.

Dengan catatan bahan baku bros dan manik yang dibuat dibeli dari Surabaya atau Jakarta.

"Karena lebih murah," katanya.

Lalu bagaimana dengan berjualan masker? Tak sebanyak penghasilan saat menjadi pengrajin bros. Kini ia hanya berjualan masker.

Bermodalkan dua lusin masker kain dengan harga Rp 180 ribu. Kini modal masker yang ia miliki sudah sampai   Rp 1 juta.

Ia memulai sejak 24 Februari lalu dan terus mengembangkan rintisan usaha masker miliknya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved