Wabah Corona di Kalsel
Hasil Rapid Test di Kalsel 12 Persen Hasilnya Reaktif, Langsung di Tes PCR
Jika hasil rapid test reaktif Covid-19 akan ditidaklanjuti dengan tes PCR untuk memastikan hasilnya
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Rahmadhani
EDITOR : Rahmadhani
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Upaya percepatan Penanganan Covid-19 Kalimantan Selatan (Kalsel) disarankan untuk penambahan alat Polymerase Chain Reaction (PCR).
Namun, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel HM Muslim menambahkan bahwa tes PCR, memang dibutuhkan kepada seseorang untuk konfirmasi kasus Covid-19 atau tidak.
"Kebutuhan ini diperlukan secara rasional dan sesuai sasaran yang ada. Harus disesuaikan dengan tujuan," sebutnya.
Sementara untuk pemetaan menggunakan alat rapid test, tetap dilakukan.
• Update Kondisi PDP Covid-19 Kalsel : 2 PDP Hari Ini Naik Statusnya jadi Pasien Positif
• Ada 1 Pasien Covid-19 Sembuh & Tambahan 4 Positif di Kalsel, Begini Kondisi Mereka Kini
• UPDATE Corona Kalsel Hari Ini, Angka Positif Covid-19 Nyaris 100 Orang, HSU Masih Nol
"Hasil reaktif yang dites pakai rapid test yang reaktif kemudian ditidak lanjuti dengan PCR," sebut juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel, HM Muslim.
Jika sudah positif PCR, sambung Muslim, orang yang diperiksa tadi dilanjutkan penanganan tindak lanjut baik apakah isolasi mandiri karantina khusus atau isolasi di Rumah sakit.
Dari laporan sementara, untuk Rapid Test, ada sebanyak 2124 yang dilaporkan dan hasilnya 253 reaktif atau sekitar 12 persen.
"Artinya masih banyak yang no reaktif. Tapi ini perlu diwasapadai untuk penanganan selajutnya melalui PCR," sebutnya.
Sebelumnya, Plt Kepala BBTKLPP Banjarbaru, Hamidi, menjelaskan bahwa sampel spesimen yang diperiksa di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit di Banjarbaru (BBTKLPP) sudah puluhan dan rata rata per hari 30 an sampel.
Diuraikannya untuk alur pemeriksaan sampel specimen ada beberapa proses mulai dari proses dimana pertama sampel diUnboxing. Kemudian sampel masuk Lab viro, dan kemudian sampel dilanjutkan ke ruang ekstraksi.
Dari ruang extraksi lalu masuk ke ruang master mix, dan kemudian masuk lagi ke ruang exampel dan berlanjut ke ruang analisa PCR (Polymerase Chain Reaction). Setelah itu baru kemudian keluar laporan.
"Dari alur pemeriksaan tadi mulai dari Unboxing sampai ke analisa PCR itu memerlukan waktu enam sampai tujuh jam," kata Plt Kepala BBTKLPP Banjarbaru, Hamidi.
Diuraikan dia bahwa untuk SOP sudah sesuai Standar di mana petugas menggunakan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) Lengkap dan steril.
"Kalau petugas keluar APD dilepas dan dibuang atau dimusnahkan, petugas juga langsung mandi. Karena ini harus ektra hati hati dan ekstra bersih," kata dia.

(Banjarmasin Post/Nurholis Huda)