Ramadhan 2020

Selain Pandemi Virus Corona, Pertengahan Ramadhan 1441 H Bakal Hadir Asteroid di Angkasa

Pertengahan Ramadhan 1441 H Bakal Hadir Asteroid di Angkasa, selain suasana Selain Pandemi Virus Corona atau covid-19

Editor: Royan Naimi
kompas.com
ilustrasi Asteroid 2006 QQ23. 

Editor: Royan Naimi

BANJARMASINPOST.CO.ID – Puasa Ramadhan 1441 H atau Ramadhan 2020 dilaksanakan dalam kondisi wabah virus corona atau covid-19. Selain itu, ada asteroid raksasa hadir saat pertengahan Ramadhan.

Awal Ramadhan 1441 H masih ditentukan melalui sidang isbat digelar Kenmenag pada Kamis 23 April 2020. Adapun Ormas Muhammadiyah telah menetapan 1 Ramadhan 1441 H pada Jumat 24 April 2020.

Dilansir dari LAPAN, Asteroid 2016 HP6 akan mendekati Bumi pada pertengahan Ramadan, tepatnya pada hari Jumat, 8 Mei 2020 dengan jarak 1,66 juta kilometer dari bumi.

Keberadaannya yang dekat dengan bumi disebabkan sumbu setengah panjangnya dalam berotasi lebih besar dibandingkan dengan orbit bumi sebesar 1 Satuan Astronomi (SA), tapi memiliki jarak perihelion lebih kecil 1,017 SA dibandingkan aphelion bumi.

Hasil Sidang Isbat Awal Puasa 1 Ramadhan 2020/1441 H Diumumkan Kemenag via Link Video Streaming

Bacaan Niat Puasa Ramadhan 2020/1441 H Langsung Sebulan Penuh, Simak Juga Syaratnya

Fenomena Hujan Meteor Lyrids Mendahului Kehadiran Asteroid di Malam Ramadhan 1441 H

Meskipun berjarak dekat dengan bumi, asteroid 2016 HP6 yang dikategorikan sebagai asteroid Apollo ini bisa menjadi ancaman bagi peradaban jika terlalu dekat dengan Bumi.

Asteroid tersebut akan mendekati Bumi dengan kecepatan relatif 5,72 kilometer per detik dengan ukuran yang diperkirakan antara 23 hingga 52 meter.

Saat mengitari matahari, jarak terdekat asteroid dengan matahari berjarak 1,51 juta kilometer dengan kemiringan orbit 3,92 derajat.

Meski begitu, ilmuwan LAPAN memperkirakan bahwa asteroid ini memiliki perpotongan orbit minimum sebesar 0,05 SA atau 7,5 juta kilometer. Dengan begitu, ia tidak dapat dikategorikan sebagai objek yang berpotensi berbahaya bagi kehidupan Bumi.

Mengenai potensi asteroid tersebut akan bertabrakan dengan bumi, LAPAN menyebutkan bahwa peristiwa tersebut adalah hal alami yang sering terjadi.

Setiap harinya, 80 hingga 100 ton asteroid jatuh ke bumi dari luar angkasa dan berakhir menjadi debu karena hancur di atmosfer bumi. 

Setidaknya berdasarkan laporan Planetary Defense Coordination Office NASA, sensor radar pemerintah Amerika Serikat telah mendateksi sekitar 600 asteroid yang berukuran kecil yang memasuki bumi dan menciptakan bintang jatuh.

Video Ucapan Selamat & Mohon Maaf Ramadhan 2020, Kirim ke Medsos Saat 1 Ramadhan 1441 H Ditetapkan

Asteroid Sumber Air?

Bumi terbentuk dari awan gas dan debu yang panas selama beberapa juta tahun pertama–pada fase ini bumi berbentuk piringan CD dan disebut piringan protoplanet atau cikal bakal planet.

Permukaan Bumi tetap cair akibat benturan dari komet dan asteroid. Bagian dalam Bumi juga masih cair karena kombinasi pemanasan gravitasi dan peluruhan isotop radioaktif.

Berarti, jika ada air dan senyawa organik di fase awal terbentuknya Bumi, mereka seharusnya sudah hilang karena mendidih dengan cepat. Jadi, mengapa ada banyak air di planet kita hari ini–dari mana asalnya?

Asteroid 2015 TB145
Asteroid 2015 TB145 (hai online)

Sebuah studi baru yang mengejutkan, yang diterbitkan di Science Advances, menunjukkan bahwa sebuah jenis asteroid yang kami pikir tidak mengandung banyak air ternyata bisa menjadi penyebabnya.

Hal ini menunjukkan bahwa tata surya kita mungkin jauh lebih basah daripada apa yang kita perkirakan sebelumnya.

Para ilmuwan telah lama memperdebatkan dari mana air Bumi berasal. Satu teori menunjukkan bahwa ia mungkin telah dibawa oleh asteroid dan komet yang bertabrakan dengan Bumi.

Pendapat lainnya yaitu bahwa air selalu ada di bebatuan mantel bumi dan secara bertahap dilepaskan ke permukaan melalui gunung berapi.

Berkat misi Hayabusa dari Jepang, kami sekarang memiliki bukti baru. Pesawat ruang angkasa itu membawa kembali muatan butiran-butiran berharga yang diambil dari permukaan asteroid 25143 Itokawa pada 2010 lalu.

Para peneliti di balik studi baru ini mampu menganalisis kandungan air dari asteroid tersebut. Mereka menggunakan sebuah alat canggih yang disebut ion microprobe yang digunakan untuk meneliti komposisi permukaan sebuah benda dengan menembakkan atom bermuatan pada benda tersebut.

Percobaan itu tentu tidak mudah–butirannya kecil, kurang dari 40 mikron (sepersejuta meter), dan setiap butir terdiri dari beberapa mineral berbeda. Ion microprobe harus digunakan pada satu mineral spesifik sehingga peneliti dapat mengumpulkan data yang diperlukan. Jenis mineral yang mereka analisis adalah besi dan silikat yang mengandung magnesium dan dikenal sebagai piroksen, yang hampir seluruhnya bebas kalsium.

Zat jenis ini biasanya tidak dikaitkan dengan air–bahkan ia dianggap sebagai mineral tanpa kandungan air atau dikenal dengan sebutan Nominally Anhydrous Mineral (NAM). Kisi kristal piroksen tidak memiliki ruang-ruang kosong untuk molekul air seperti yang ditemukan pada mineral tanah liat. Hal ini menyebabkan strukturnya tidak selalu kondusif untuk mengambil air. Namun, para peneliti memakai sebuah teknik dengan tingkat sensitivitas yang sedemikian rupa sehingga mereka dapat mendeteksi dan mengukur keberadaan air meski jumlahnya sedikit.

Hasilnya mengejutkan: butiran-butiran itu mengandung hingga 1.000 bagian per juta air. Dengan mengetahui komposisi Itokawa, para peneliti kemudian dapat memperkirakan kadar air dari seluruh asteroid, yaitu antara 160 dan 510 bagian per juta air. Ini lebih banyak dari yang diperkirakan–pengukuran jarak jauh dari dua benda serupa yang juga merupakan asteroid tipe S menemukan bahwa masing-masing mengandung 30 dan 300 bagian lainnya per juta air.

Ilustrasi asteroid
Ilustrasi asteroid (3000ad)

Jadwal Imsak & Buka Puasa Ramadhan 1441/2020 Sebulan Penuh, Juga Ada Link Imsakiyah Kemenag

Sumber yang tidak terduga

Air terbuat dari hidrogen dan oksigen. Tetapi unsur-unsur tersebut muncul sebagai isotop yang berbeda–artinya mereka dapat memiliki jumlah neutron yang berbeda dalam inti atomnya (neutron adalah partikel yang membentuk inti atom bersama dengan proton). Para peneliti melihat komposisi isotop hidrogen air dan menemukan itu sangat dekat dengan Bumi. Hal ini menunjukkan air di Bumi memiliki sumber yang sama dengan sampel yang didapat oleh misi Hayabusa.

Hasilnya menimbulkan beberapa pertanyaan menarik, yang pertama adalah berapa banyak air yang berasal dari NAM? Para peneliti menyarankan bahwa, selama proses pembentukannya, NAM menyerap hidrogen dari piringan protoplanet yang kemudian bercampur dengan oksigen pada suhu dan menerima tekanan tinggi dari awan nebula sehingga menghasilkan air.

Sejauh ini, masih sangat masuk akal. Tetapi bagaimana mungkin air tetap berada di NAM?

Mereka semua pada dasarnya berasal dari asteroid tipe S, yang terbentuk di bagian tata surya yang lebih dalam dan lebih panas. Itokawa telah memiliki sejarah metamorfisme dan tabrakan termal yang kompleks, mencapai suhu setidaknya setinggi 900°C. Tetapi para peneliti menggunakan model di komputer untuk memprediksi berapa banyak air yang akan hilang dalam proses ini dan ternyata kurang dari 10% dari total.

Air bumi

Tetapi bagaimana semua ini berhubungan dengan air di Bumi? Para peneliti berspekulasi bahwa setelah pengambilan butiran-butiran air dari piringan protoplanet, mineral-mineral tersebut berkumpul dan menempel bersama untuk membentuk kerikil dan akhirnya benda yang lebih besar seperti asteroid.

Jika mekanisme ini terjadi pada asteroid, hal ini bisa juga terjadi pada Bumi. Mungkin pada awalnya air di Bumi berasal dari mineral-mineral ini yang bergabung untuk membantu membentuk Bumi.

Ketika air kemudian hilang selama proses pembentukan awal planet Bumi, ia muncul lagi akibat tabrakan-tabrakan dari asteroid tipe S. Hal ini terbukti dari kesamaan komposisi isotop hidrogen antara Bumi dan asteoroid Itokawa.

Perspektif baru tentang masalah asal usul air Bumi menunjukkan hasil yang mengejutkan. Populasi besar asteroid di tata surya bagian dalam mungkin mengandung lebih banyak air daripada yang diduga.

Jadi selama ada air di mana-man di tata surya kita, fakta bahwa ia tersembunyi di dalam mineral menunjukkan air tidak selalu ada untuk diminum.

Marhaban Ya Ramadhan 2020! 65 Ucapan Selamat & Mohon Maaf Sambut Ramadhan 1441 H, Kirim via Medsos

Artikel ini telah tayang di nationalgeographic.grid.id LAPAN: Pertengahan Ramadan Tahun Ini, Kita Ditemani Asteroid

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved