Tak Menyerah saat Divonis Lumpuh, Mulyad Kini Menjadi Atlet Renang Difabel Kalsel

Editor : Hari Widodo

BANJARMSINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Lahir dan besar di daerah bantaran sungai membuat Mulyadi sudah terbiasa dengan renang.

Setiap hari dia menyempatkan waktu mandi di sungai sambil adu balap dengan rekannya.

Namun masa kecil ceria Mulyadi sedikit demi sedikit  mulai pudar setelah dia di vonis lumpuh di bagian kedua kakinya.

Meski kini kesana kemari menggunakan kursi roda namun dia tidak mau menyerah.

• Latihan Renang Gabungan Memotivasi Atlet Umum dan Atlet Difabel Kalsel

• Pernah Bermasalah dengan Kolesterol, Atlet Difabel ini Mulai Jaga Pola Makan Menjelang Peparnas

• Pahri, Atlet Difabel Asal Balangan Mewakili Indonesia Bertanding di Tiongkok

Keuletannya berlatih renang yang merupakan hobi dirinya sejak kecil membawanya meraih tiga medali emas di Peparnas Jawa Barat 2016.

Lalu satu perunggu di Asean Paragames Kuala Lumpur Malaysia 2017 dan Satu emas di Peparprov Tanjung Tabalong 2017.

"Saya ikut gabung jadi atlit NPC dari awal tahun 2016 saat diajak teman. Sejak kecil memang sudah pandai berenang di sungai dekat rumah," kata atlet

100 meter Gaya Dada. 50 meter Gaya Dada, 100m. Gaya Bebas Klasifikasi S6 ini.

• Inilah Sosok Dibalik Pencetak Atlet Difabel Kalimantan Selatan hingga Berprestasi Dunia

Kelahiran Aluh - aluh Besar 17 Agustus 1991 ini dinyatakan difabel saat di ilmu kedokteran kelainannya disebut osteoporosis genesis imperfecta (pengeroposan tulang/tulang rapuh) sejak kecil.

Walau demikian Mulyadi enggan meratapi nasib yang diterima dia terus berupaya bagaimana bisa memanfaatkan keterbatasannya itu agar bisa. bertahan hidup dan berguna bagi orangtua dan bangsa.

(banjarmasinpost.co.id/ Khairil rahim)