Guru Zuhdi Meninggal Dunia
Ribuan Jemaah Mulai Berdatangan, Petugas Imbau untuk Tidak Berkerumun dan Cukup Mendoakan
Banyaknya jemaah datang untuk melayat, membuat sejumlah petugas mengimbau untuk balik kanan, karena situasi tidak memungkinkan
Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Ribuan jemaah mulai mendatangi rumah duka, setelah hitungan jam beredar kabar wafatnya KH Zuhdiannor atau yang akrab di sapa Guru Zuhdi, Sabtu (2/5/2020).
Banyaknya jemaah datang untuk melayat, membuat sejumlah petugas mengimbau untuk balik kanan, karena situasi tidak memungkinkan untuk berkumpulnya massa.
"Warga mohon doanya saja, kita tidak diperkenankan berkumpul seperti ini," ujar Johar, Kamtibnas yang sedang mengamankan di lokasi.
• Sosok Hebat Guru Zuhdi atau KH Zuhdiannor yang Meninggal Dunia, Ada Pengaruh Guru Sekumpul
• Penyebab Guru Zuhdi Meninggal Dunia Akhirnya Diungkap Dokter Ini
Sejumlah kerabat keluarga memang diperkenankan untuk masuk.
Namun untuk jemaah umum masih dibatasi.
Petugas yang berjaga-jaga meletakkan bambu sebagai portal untuk membatasi jemaah yang datang melayat.
Demi keamanan bersama, pihak keluarga duka KH Zuhdiannor atau dikenal Guru Zuhdi dan petugas yang berjaga-jaga melakukan pengecekan suhu tubuh dan mencuci tangan dengan hand Sanitizer.
Petugas menutup pagar yang ada di depan posko Majta. Hal ini diberlakukan untuk keluarga dan kerabat yang melayat serta petugas Majta yang ada di sekitar lingkungan rumah duka.
Gelombang jemaah yang datang masih tidak terbendung. Sejumlah satuan keamanan pun telah dikerahkan. Di antaranya Polri, TNI, petugas kesehatan dan relawan.
Berita wafatnya tuan Guru Zuhdi, Sabtu (02/05/2020) pagi memang merebak cepat di kalangan warga Banjarmasin dan sekitarnya. Sehingga banyak jemaah yang langsung mendatangi rumah duka di Jalan Antasan Kecil Timur RT12 RW01 atau sekitar belakang Masjid Jami
Ahmad, jemaah dari Teluk Tiram, mengaku mendapat kabar tutup usianya KH Zuhdiannoor dari sepupunya.
Dan memutuskan untuk datang ke rumah duka. Namun ia tertahan karena yang diperkenankan hanya pihak kelurga dan kerabat.

"Tentunya kita merasa kehilangan, guru dan panutan kita," imbuhnya.
Kecintaan jemaah terhadap sosok Guru Zuhdi tidak dapat dipungkiri.