Berita Kalteng
VIDEO Pengrajin Rotan Sampit Keluhkan Turunnya Permintaan Keranjang Parsel
Menjelang tibanya Idul Fitri, pengrajin Rotan di Kalteng Keluhkan Permintaan Keranjang Parsel Menurun Drastis
Penulis: Fathurahman | Editor: Hari Widodo
Editor : Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, SAMPIT - Pandemi Covid-19 membuat para pengrajin mebel dan kerajinan berbahan rotan lainnya di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, semakin terjepit.
Produk kerajinan rotan yang digeluti para pengrajin meubel dan kerajinan rotan seperti kursi, keranjang material untuk bahan bangunan, keranjang untuk parsel bingkisan lebaran mengeluhkan produk mereka kini kurang diminati oleh pelanggan.
Kebanyakan yang menjadi langganan adalah pedagang di toko maupun mini market setempat yang dijadikan sebagai tempat barang-barang untuk bingkisan parsel lebaran, permintaan pun turun drastis diperkirakan karena mempertimbangkan dampak ekonomi akibat Covid-19 yang terjadi saat ini.
Yusuf salah satu pengrajin pembuatan parsel di Jalan Muchran Ali, Kecamatan Baamang, Sampit, Jumat (15/5/2020) mengaku sepinya bisnis usaha kerajinan rotan tersebut, karena kondisi perekonomian saat ini yang tidak menentu sehingga mengakibatkan berkurangnya permintaan.
• VIDEO Cerita Pengrajin Rotan di Banjarmasin, Bermula Buruh Kini Punya Usaha Mandiri
• Harga Anjlok, Pengepul Rotan Ini Kini Memanfaatkan Keluarga
• Katingan Penghasil Rotan Terbesar di Kalteng, Setiap Bulan Produksi 800 Ton
"Usaha rotan saat ini semakin terjepit, sebelum Pandemi Corona ini, setiap jelang lebaran permintaan keranjang rotan untuk parsel bisa mencapai 300 sampai 500 lebih yang di pesan oleh pengusaha toko atau mini market, tapi saat ini turun hanya mencapai 100-200 keranjang saja yang persatu keranjang dijual Rp30 ribu," ujarnya.
Menurut dia, pihaknya tidak berani membuat dalam jumlah banyak seperti biasanya, karena bisa jadi mubazir, sebab permintaan keranjang dari rotan untuk parsel biasanya hanya laku saat menjelang lebaran saja.
"Kami hanya membuat sejumlah yang dipesan saja, tidak lebih dari itu, karena bisa mubazir jika membuat dalam jumlah banyak," ujarnya lagi. (banjarmasinpost.co.id / faturahman)