Idul Fitri 2020

Lirik Lagu Lebaran 2020 Ciptaan Putri Sulung Soeharto Mbak Tutut Kala Pandemi Covid-19

Putri sulung Presiden Ke-2 RI Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana atau Mba Tutut Ciptakan Lagu khusus Lebaran 2020, simak liriknya.

Editor: Nia Kurniawan
https://youtu.be/OxCXAMsywrk via Wartakotalive
Mbak Tutut Soeharto menciptakan lagu khusus Lebaran 2020 saat wabah Virus Corona. Simak lirik dan videonya berikut ini. 

Editor : Nia Kurniawan
BANJARMASINPOST.CO.ID - Lagu Lebaran 2020 atau Lebaran 1441 H diciptakan Putri sulung Presiden Ke-2 RI Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana.

Lagu Lebaran 2020 ciptaan Mbak Tutut Soeharto --panggilan Siti Hardiyanti Rukmana-- telah direkam dan dibuatkan video.

Lagu diciptakan Mbak Tutut pada 19 Mei 2020 khusus untuk menyambut Lebaran 2020, kebetulan lagu bertepatan dengan kondisi di tengah pandemi wabah virus corona atau Covid-19.

Lagu ciptaan Mbak Tutut berjudul Lebaran itu juga dinyanyikan langsung oleh Mbak Tutut.

Kanwil Kemenag Kalsel: Salat Ied di Rumah Masing-masing

Naskah Khutbah Idul Fitri Ustadz Abdul Somad Lengkap Niat dan Tata Cara Shalat Idul Fitri

Bacaan Takbir Saat Shalat Idul Fitri di Rumah, Lengkap Niat dan Tata Cara Salat Idul Fitri

"Sahabat semua... Lagu ini saya buat tanggal 19 Mei 2020 yang lalu. Untuk menyambut lebaran tahun ini," ujar Mbak Tutut melalui akun instagramnya, beberapa saat lalu.

Mbak Tutut, atas nama keluarga besar HM Soeharto sekaligus mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H dan berdoa agar amal ibadah Ramadan diterima Allah SWT.

"Semoga keselamatan, kesejahteraan dan curahan rachmat serta lindungan Allah Swt, tercurah pada kita semua bangsa Indonesia," ujarnya.

Video lagu Lebaran karya Mbak Tutut sudah beredar di youtube dan juga akun instagram.

Pada video itu terlihat Mbak Tutut tengah bernyanyi dan juga potongan Lebaran atau sungkeman di Hari Raya ala Keluarga Cendana atau keluarga Pak Harto.

Ada slide berisi foto-foto ketika Presiden Soeharto sungkeman dengan ibunya serta Ibu Tien Soeharto sungkeman kepada Pak Harto.

Lirik lagu tersebut bercerita tentang ibadah puasa, lebaran dan keamanan serta kemakmuran.

Foto Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto saat sungkeman dengan ibunda yang menjadi salah satu slide dalam video Lagu Lebaran 2020 ciptaan Mbak Tutut Soeharto.
Foto Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto saat sungkeman dengan ibunda yang menjadi salah satu slide dalam video Lagu Lebaran 2020 ciptaan Mbak Tutut Soeharto. (Youtube Tutut Soeharto)

Simak lirik lagu tersebut berikut ini.

Lirik Lagu Lebaran, Ciptaan Mbak Tutut

Sebulan kita berpuasa

Lebaran kini telah tiba

Semoga Allah menerima amal ibadah kita semua

Minal Aizin Falwaizin, Maafkan lahir dan batin

Doa kami pada Mu ya Illahi

Sehat beriman, aman makmur bahagia

Ingin lebih lengkap terkait lagu Lebaran ciptaan Mbak Tutut, bisa diakses melalui video berikut ini.

Mbak Tutut termasuk keluarga Cendana yang rajin berbagi informasi melalui akun media sosial, terutama instagram dan youtube.

Selain membagikan aktivitasnya saat ini, termasuk dalam bermain musik dan mencipta lagu, Mbak Tutut juga terkadang cerita masa lalu, pada era Presiden Soeharto.

'Mbak Tutut juga pernah menceritakan penyebab kematian Ibu Tien Soeharto, ibunya.

Seperti diberitakan Wartakotalive.com sebelumnya, Mbak Tutut membantah rumors yang menyebutkan Ibu Tien tewas tertembak anaknya.

Seperti diketahui, bulan April 2020 ini adalah 24 tahun kepergian Ibu Raden Ayu Siti Hartinah atau biasa disapa Ibu Tien Soeharto.

Ibu Tien Soeharto meninggal dunia pada 28 April 1996.

Amalan Sebelum dan Sesudah Shalat Idul Fitri, Ini Keistimewaannya

Lonjakan Kasus Positif Virus Corona Terjadi Setelah Mudik, Ini Prediksi Ahli

Mbak Tutut pun bercerita bahwa saat ibunya meninggal, ia sedang tidak berada di Indonesia apalagi mendampingi sang Ibu.

Pada 28 April 1996, kata Mbak Tutut, dirinya sedang beradal di Eropa.

"Pada saat itu saya sedang bertugas memimpin sidang organisasi donor darah dunia (di Prancis dan Kemudian di London)," katanya.

Saat itu Mbak Tutut menjabat sebagai Presiden Donor Darah Dunia.

Betapa terkejut ketika dia mendengar berita ibu telah tiada.

Pada saat dirinya berangkat, Ibu Tien masih segar bugar.

Mendengar kabar lelayu (berita Ibu wafat), Mbak Tutut langsung kembali ke Jakarta.

"Itulah perjalanan paling lama yang saya rasakan selama saya bepergian," katanya.

Cerita Lengkap Penyebab Kematian Ibu Tien Soeharto

Mbak Tutut menulis lengkap serita penyebab Kematian Ibu Tien Soeharto yang dimuat di website tututsoeharto.id.

Tulisannya diberi judul 24 TAHUN YANG LALU (catatan Mbak Tutut) dan dimuat pada 29 April 2020.

Bacaan Niat dan Cara Mandi Hari Raya Idul Fitri, Ini Waktu Tepat Melaksanakannya

10 Tips Aman Silaturahmi Idul Fitri 2020 Saat Pandemi Virus Corona

Berikut Wartakotalive.com kutipkan untuk pembaca.

Dua puluh empat (24) tahun yang lalu, tepatnya tanggal 28 April 1996, Ibu kami tercinta telah dipanggil Allah SWT. Pada saat itu saya sedang bertugas memimpin sidang organisasi donor darah dunia (di Prancis dan Kemudian di London). Alhamdulillah, pada saat itu saya menjabat sebagai Presiden Donor Darah Dunia.

Ibu Tien tahun 1950an
Betapa terkejut ketika saya mendengar berita ibu telah tiada. Pada saat saya berangkat, ibu masih segar bugar. Mendengar kabar lelayu (berita Ibu wafat), saya langsung kembali ke Jakarta. Itulah perjalanan paling lama yang saya rasakan selama saya bepergian.

Penerbangan yang saya dapat waktu itu SQ, dan harus berhenti si Singapore. Untuk mempercepat waktu, suami saya menjemput saya di Singapore. Kami langsung menuju ke Solo. Jenazah ibu sudah ada disana.

Setelah bertemu ibu dan bapak, kami berangkat ke makam di Giribangun. Saya menemani bapak satu mobil. Di dalam perjalanan menuju makam, dengan suara yang dalam, tiba-tiba bapak bercerita.

“Ibumu pagi itu, mengeluh”
“Bapak, aku kok susah nafas yo”
“Bapak tanya mana yang sakit bu”
Ibumu bilang “Ora ono sing loro (tidak ada yang sakit), mung susah nafas pak (hanya susah nafas pak)”

Bapak bertanya lagi, “Dadanya sakit nggak bu”
Ibumu berbisik “ Ora ono (tidak ada)”
Bapak rebahkan ibu dengan bantal yang agak tinggi, karena ibumu susah nafasnya.
Bapak panggil ajudan untuk segera menyiapkan ambulans. Ibu harus dibawa ke rumah sakit segera.

Saya mencoba bertanya ke bapak “Jadi ibu tidak mengeluh sakit sedikitpun pak?”
Bapak menjawab dengan tegas, “Tidak, ibu hanya mengatakan susah nafas.”
“Jam berapa itu pak?” saya bertanya.
“Kurang lebih jam 3” kata bapak. Berarti setelah bapak sholat tahajut.

Foto Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto yang menjadi salah satu slide dalam video Lagu Lebaran 2020 ciptaan Mbak Tutut Soeharto.
Foto Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto yang menjadi salah satu slide dalam video Lagu Lebaran 2020 ciptaan Mbak Tutut Soeharto. (Youtube Tutut Soeharto)

Kemudian bapak melanjutkan ceritanya, “Di dalam perjalanan, ibumu sudah tidak sadar. Sampai di rumah sakit, semua dokter sudah berusaha untuk membantu ibumu. Tapi, Allah berkehendak lain.”

Bapak terdiam tidak bicara lagi. Sepertinya, bapak ingin mengungkapkan perasaan hati yang kehilangan ibu dengan bercerita.

Tak dapat saya bendung air mata saya.

Bapak dan ibu tak pernah berjauhan. Beliau berdua saling mencinta, saling mendukung, dan saling membantu. Begitu yang satu tidak ada lagi di kehidupan, maka akan terasa, ada sesuatu yang hilang dalam dirinya.

Lalu saya mendengar berita tersebar, bahwa ibu wafat karena tertembak oleh adik-adik saya. Saya heran, siapa manusia yang tega menyebarkan berita keji tersebut. Demi Allah, apa yang bapak ceritakan, itu yang terjadi. Tadinya saya akan diamkan saja. Tapi rasanya berita itu semakin diulang-ulang ceritanya oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Sebelum Allah memanggil saya, masyarakat harus tahu kebenarannya. Dan alhamdulillah sekarang ada medsos, yang alhamdulillah, sayapun ikut aktif di sana. Siapapun yang membuat cerita itu, dan siapapun yang ikut menyebarkan, kami serahkan pada Allah untuk menilainya. Karena kami meyakini, bahwa Allah adalah Hakim Yang Maha Adil.
Sahabat…, terima kasih yang tulus kami sampaikan, atas doa yang selalu dilantunkan untuk Ibu dan Bapak kami tercinta. Semoga Allah SWT, membalas dengan berlipat ganda… Aamiin.

Terima kasih kami haturkan ya Allah, telah memilihkan kami terlahir dari seorang ibu yang baik, bijaksana, hormat pada orang tua dan suami dan sesepuh, penuh kasih sayang, peduli pada yang berkekurangan, membantu yang membutuhkan, memberi pada yang tidak berkecukupan.

Ya Allah ampuni dosa ibuku…
Maafkan segala kesalahannya…
Terimalah semua amal ibadahnya…
Tempatkan ibuku di sorga-Mu yang terindah, bersama Bapak dan bersama orang-orang yang datang sebelum kami, yang beriman dan Engkau sayangi.

Ibu… tenanglah di atas sana…
Doa kami selalu menyertaimu…
We love you always ibu…

Jakarta 29 April 2020
Hj Siti Hardiyanti Rukmana

*Asal-usul Putri Sulung Soeharto Dipanggil dengan Nama Mbak Tutut

SITI Hardijanti Rukmana yang akrab disapa Mbak Tutut, merupakan putri sulung Presiden Soeharto.

Ia lahir di Jakarta pada 23 Januari 1949. Ketika Ibu Tien Soeharto meninggal dunia pada 28 April 1996, Mbak Tutut menjadi Pelaksana Tugas Ibu Negara.

Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Sosial, meski hanya beberapa bulan saja, mulai 14 Maret sampai 21 Mei 1998.

Tahukah Anda kenapa Siti Hardijanti Rukmana sejak kecil dipanggil Mbak Tutut? Ternyata tidak hanya sahabat dan masyarakat saja yang bingung, Mbak Tutut sendiri pun juga bingung.

Kebingungan dan rasa penasaran membuat Mbak Tutut memberanikan diri bertanya kepada Ibu Tien dan Presiden Soeharto.

“Bu, kenapa kok dalem (saya) dipanggil Tutut?”

“Jenengmu kuwi wuk (namamu itu nak), Siti Hardiyanti Hastuti. Bapak dan Ibu memilih panggilanmu dari nama yang terakhir. Tuti dari Hastuti,” jelas Ibu Tien.

“Bapak ibu selalu nimbali (memanggil) Tut… Tuti. Tapi, kadang-kadang kalau dipanggil, nggak mau nengok.Untuk menarik perhatian kamu, bapakmu membuat panggilan lucu, Tut, Tut, Tut… Waduh, keretanya mau lewat, berulang-ulang baru kamu nengok sambil tertawa wuk. Karena kebiasaan, akhirnya dipanggil Tutut," tutur Ibu Tien.

“Oooo, begitu tho bu. Saya kira…, saya kira …, saya kira …” Mbak Tutut menanggapinya sambil garuk-garuk kepala.

“Saya kira apa tho wuk?” Ibu bertanya, sambil memandang wajah saya heran.

“Anu bu, saya kira, karena ibu dulu suka kentut, nyuwun sewu bu.” Saya menjawab sambil menyembah mohon maaf.

“Hush… kowe ki bocah nakal.” Ibu Tien menjawab sambil tertawa geli.

Presiden Soeharto pun tersenyum mendengarkan pembicaraan Mbak Tutut dengan Ibu Tien. Demikian asal usul nama panggilan Mbak Tutut yang dikisahkan melalui situs pribadinya, Selasa (4/9/2018).  (*)

VIDEO Lagu Lebaran Mba Tutut :

Sebagian artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul VIDEO: Mbak Tutut Soeharto Ciptakan Lagu Lebaran 2020 saat Wabah Corona, Ada Sungkeman Ala Cendana dan judul Ini Asal-usul Putri Sulung Soeharto Dipanggil dengan Nama Mbak Tutut.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved