Selebrita
Ki Gendeng Pamungkas Dan Sederet Kisah Kontroversinya, Dikenal Dermawan
Isan Massardi dikenal dengan Ki Gendeng Pamungkas. Ini fakta dan sederet kisah kontroversialnya, pernah akan santet Presiden Bush.
Namun Bush tetap melakukan kunjungan kenegaraan dan diterima Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Bogor, pada 11 November 2006.
Hujan deras disertai petir dan angin kencang menyambut kedatangan Bush beserta rombongan di Istana Bogor.
Bush datang bersama Ibu Negara, Laura Bush, Menteri Luar Negeri Amerika Condoleezza Rice, dan Duta Besar Amerika Serikat Lynn B Pascoe.
Bush menumpang helikopter dari Halim menuju Bogor.
Adapun agenda lawatan Bush ke Indonesia yakni membahas soal penanaman modal, perdagangan, pendidikan, kesehatan, sistem peringatan dini tsunami dan teknologi informasi.
• Jasa Ani Yudhoyono Dikenang Annisa Pohan, Terungkap dari Potret Wisuda Istri Agus Yudhoyono
• Foto Jadul Armand Maulana Bandingkan Dengan Sule dan Ariel NOAH, Gading Marten Ikutan Komen
3. Tak Menyesal Ditangkap Polisi
Paranormal Ki Gendeng Pamungkas menyebarkan ujaran kebencian terhadap etnis tertentu melalui sosial media, YouTube.
Alasannya, karena ramalan jayabaya versi sabda palon.
Ki Gendeng ditangkap polisi di rumahnya, di Jalan Tanah Merdeka, Perumahan Bogor Baru, Tegal Lega, Bogor.
Meski ditangkap, Ki Gendeng tak menyesal telah membuat video, kemudian menyebarkannya ke sosial media.
Ia mengaku, memiliki alasan tersendiri kenapa menyebarkan kebencian terhadap etnis tertentu.
Paranormal itu, mengkampanyekan anti etnis Tionghoa karena terinsipirasi dari seorang tokoh legendaris bernama Sabdo Paslon yang menjadi penasehat Prabu Brawijaya V.
"Ingin kembali ke Undang-Undang Dasar 1945 yang asli. Saya ini, mempercayai sabda palon, nagih janji serat jayabaya," kata Ki Gendeng di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Rabu (10/5/2017).
Ki Gendeng mengaku tak terpengaruh dengan Pemilihan Kepala Daerah Jakarta 2017 yang sarat akan ujaran kebencian.
Ki Gendeng mengatakan, telah lama mempercayai akan adanya kehancuran agama tertentu di tanah Jawa, kemudian digantikan oleh ajaran agama lainnya.
