Berita HSS
Pantang Mengemis, Kakek 80 Tahun dari Longawang HSS Ini Kayuh Sepeda Jualan Es Serut
Meski telah berusia 80 tahun, Kakek Adnan pantang mengemis. Ia tetap berjuang mencari nafkah dengan mengayuh sepeda berjualan es serut di HSS
Penulis: Hanani | Editor: Hari Widodo
Editor : Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN - Warga Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, mungkin sering bertemu kakek ini.
Tiap hari, pria sepuh itu mengayuh sepeda butut. Di jok belakang sepedanya terdapat dua kotak ukuran sedang, berisi termos es.
Ya, kakek yang mengaku usianya lebih dari 80 tahun tersebut adalah pedagang es serut kililing.
Namanya, Adnan, atau Kai (Kakek) Adnan. Tiap hari dia mencari nafkah dengan berjualan es serut.
• Sudah Sepuh, Tapi Kakek dari Tala Ini Berhasil Sembuh dari Covid-19
• Kakek Simpan 26 Paket Sabu Ditahan Satresnarkoba Polresta Banjarmasin
• Dorong Kakek 75 Tahun Saat Demo George Floyd, 2 Polisi Jadi Tersangka, 57 Rekannya Lakukan Ini
Berangkat sejak pukul 08.00 wita dari rumahnya di Desa Longawang, Kecamatan Telaga Langsat, Kai Adnan menggunakan sepeda tua menerabas jalan raya kota Kandangan.
Diapun harus bersaing dengan pedagang es modern keliling lainnya, yang menggunakan sepeda motor.
Saat diajak reporter banjarmasinpost.co.id berbincang, Kai Adnan sedang istirahat melepas lelah di bawah pohon, pinggir jalan R Soeprapto Kandangan.
Napasnya tersengal, bahkan kedua tangannya terlihat masih gemetar. Tampak kondisinya tak begitu sehat.
Ada beberapa pengendara yang mampir. Bukan untuk membeli es serutnya. Tapi untuk sekedar memberi sedekah karena merasa iba.
Kakek itupun terlihat terharu, ketika ada yang mampir memberinya sedekah. Spontan doa-doa untuk orang dermawan itu dia panjatkan.
“Saya tidak mau menjadi pengemis. Biar hanya bisa makan sekali sehari, pantang bagi saya meminta-minta. Selama tubuh masih bisa berdiri tegak, saya tetap akan bekerja mencari nafkah sendiri,”ungkapnya.
Kakek Adnan, mengaku tinggal bersama istrinya. Menurutnya, istrinya juga sudah sepuh dan sakit-sakitan sehingga tak bisa bekerja lagi.
Berkomunikasi dengan Kai Adnan, cukup sulit. Pendengarannya sudah terganggu. Meski sudah memakai alat bantu dengar yang diletakkan di telinga, kita harus bersuara agak keras dan mendekat ke telinganya.
Kalau tidak, kakek itu tak bisa mendengarnya. Mengaku berjualan es keliling sudah lebih satu tahun, Kai Adnan tiap hari mengayuh sepeda dari desa Longawang ke Kandangan.