Belajar dari Rumah

Hari Ini Mulai Masuk Sekolah Lagi, Belajar Masih di Rumah Saja, Orangtua Perhatikan Hal-hal Ini!

Hari ini, Senin (13/7/2020), menjadi hari pertama masuk sekolah tahun ajaran baru 2020/2021. Namun, tidak semua siswa bisa kembali belajar di sekolah

Editor: Didik Triomarsidi
Alex Suban Christabel,
Siswa SDK Penabur, Duren Sawit, mengerjakan tugas sekolah di rumahnya di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (27/3/2020). Ia menggunakan situs Google Classroom untuk menerima pelajaran dari gurunya yang juga mengajar dari rumah saat terjadinya wabah Covid-19. 

Menurut dia, kondisi pandemi dan pembelajaran daring seharusnya membuat semua pihak menjadi lebih terampil dalam melakukan penyiasatan.

"Contoh saja, anak mulai bosan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), guru harus menciptakan agar PJJ menjadi lebih baik, lebih menarik," kata Romy.

Membangun life skill ini perlu peran orangtua dan anak. Caranya, anak diperkenalkan dengan target/pencapaian.

Harapannya, dalam proses belajar, anak tidak akan merasa bosan karena berhasil mencapai target-target yang telah ditentukan.

Guru harus aktif

Langit Senja belajar secara daring di rumah di Depok, Kamis (4/6/2020). Meski Kota Depok bersiap memasuki fase PSBB proporsional pada 5 Juni 2020, sebagai transisi menuju normal baru namun kegiatan sekolah di tempat belum akan dibuka.
Langit Senja belajar secara daring di rumah di Depok, Kamis (4/6/2020). Meski Kota Depok bersiap memasuki fase PSBB proporsional pada 5 Juni 2020, sebagai transisi menuju normal baru namun kegiatan sekolah di tempat belum akan dibuka. (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Menurut Romy, yang juga mengelola Taman Kreativitas Anak Indonesia, sekolah dari tingkat taman bermain, TK, dan SD, saat tahun ajaran baru, guru harus aktif melakukan pendekatan kepada anak.

"Kalau saya memberi contoh di sekolah saya, guru sebelum masuk ke tahun ajaran baru ini sudah coba mencari tahu tentang murid masing-masing yang akan ada di kelasnya. Kemudian, melakukan hubungan dengan cara seperti di-video call," kata Romy.

Dengan demikian, guru sudah mengenal muridnya terlebih dahulu sehingga anak tidak merasa sungkan dan asing dengan gurunya.

Cara lainnya, melakukan sesi perkenalan saat ajaran baru dimulai. Siswa diminta saling berkenalan dengan teman-temannya, agar mereka tidak merasa asing saat di kelas.

Mengingat pembelajaran daring sudah dilakukan selama beberapa bulan ini, ada tantangan rasa bosan yang akan dihadapi anak.

"Kalau anak diberi proyek-proyek kecil, misal tantangan untuk membuat sesuatu dari kardus bekas atau apa, itu jadi membuat anak tidak merasa bosan. Kalau untuk pergi ke sekolah, untuk ketemu temannya kan tidak memungkinkan. Jadi guru bisa mengarahkan untuk saling bertanya tentang keadaan anak. Agar mereka ingat 'Oh ini teman saya begini, teman saya begitu', itu akan mempererat hubungan mereka sesama teman," kata Romy.

Selain itu, guru juga bisa berkreasi dengan sarana mengajar mereka.

Selama ini, jika menggunakan aplikasi seperti Google Meet, Hangout, atau Zoom, yang tampak hanya wajah dan sebagian tubuh guru.

Romy menyarankan bahwa guru bisa menggunakan kamera yang lebih luas, atau mengatur penempatan kamera.

Dengan demikian, guru bisa mengajar dengan aktif bergerak atau bahkan menggunakan alat peraga, hal ini akan membuat anak tidak terlalu merasa jenuh.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved