Suka Duka Menemani Anak Belajar Daring

Tak Semua Kirim Hasil Tugas, Guru MIN 2 Banjarmasin ini Kadang Mengantarkan Tugas ke Rumah Siswa

Yulita Puspa Kencana, guru MIN 2 Banjarmasin, mengatakan, selama belajar daring ini ia menangani 25 murid.

Penulis: Salmah | Editor: Eka Dinayanti
istimewa
Yulita foto bareng sebelum pemberlakuaan belajar sistem daring 

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASN - Sabar, itulah yang mesti dilakukan para guru saat sekolah menerapkan belajar daring.

Sebab tak sedikit keluhan orangtua dan kendala dialami keluarga murid yang mesti dipahami.

Yulita Puspa Kencana, guru MIN 2 Banjarmasin, mengatakan, selama belajar daring ini ia menangani 25 murid.

Namun kenyataannya tak semua murid aktif mengerjakan tugas harian.

Mendampingi Anak Belajar Daring, Warga Banjarmasin ini Merasa Kembali Sekolah

Sediakan Dua HP, Pulang Kerja Khairiyah Langsung Menghadapi Pelajaran Anak

Siswa kelas V SDN Kebun Bunga 1 Banjarmasin ini Didampingi Ayah Belajar, Merekam serta Kirim Tugas

Tugas Anak TK Dominan Praktik, Orangtua Dituntut Kreatif

"Rata-rata hanya 20 murid yang aktif mengumpulkan hasil mengerjakan tugas secara daring. Sisanya, 5 murid jarang mengumpul karena kendala HP," jelasnya.

Bagi murid yang mengumpul tugas, biasanya Yulita harus sabar menunggu hingga malam.

Batas akhirnya sampai tengah malam pukul 24.00 Wita.

"Malah kadang ada murid yang baru kirim tugas keesokan harinya. Ya, saya terima saja daripada tidak mengerjakan sama sekali," tukas Yulita.

Sementara lima murid yang jarang mengumpul itu dikarenakan berbagai alasan.

Ada yang tak punya kuota internet, ada pula yang HP-nya rusak, bahkan ada yang tidak punya HP.

Intinya adalah karena masalah ekonomi keluarga.

"Bagi yang lima orang tadi karena saya juga guru TPA (Taman Pendidikan Alquran) saat sore mengaji dan bertemu anak-anak tersebut, saya beri tugas secara langsung, bahkan ada yang harus ke rumah murid antar tugas belajar," seloroh Yulita.

Sistemnya selain daring, seminggu sekali bertemu murid.

Jadi murid-murid datang ke sekolah seminggu sekali untuk menyerahkan tugas.

"Sudah pasti, saat anak-anak datang ke sekolah mereka harus mengikuti protokol kesehatan yakni pakai masker dan cuci tangan, selain itu mereka juga datang tidak bersamaan," jelas Yulita.

(banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved