Berita Tanahlaut

Puluhan Mahasiswa Tala Ngeluruk ke Dewan, ini Aspirasi yang Disuarakan

Mereka menyuarakan tiga aspirasi atau tuntutan yang disuarakan kepada wakil rakyat setempat.

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/roy
Aktivis PMII Tala melakukan aksi demo di DPRD Tala, Rabu (2_9) pagi. 

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Hujan yang menguyur Kota Pelaihari, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), Rabu (2/9/2020) pagi tak menyurutkan semangat aktivitis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Tala.

Sekitar pukul 09.30 Wita mereka ngeluruk ke gedung DPRD Tala di kawasan Jalan A Syairani, Pelaihari.

Aparat kepolisian dan personel Satpol PP Tala turut mengawal aksi mereka.

Para aktivis itu melakukan aksi demonstrasi damai.

Betrand Peto Tak Mau Makan Saat Sarwendah Ketahuan Sajikan Bukan Masakan Istri Ruben Onsu, Ussy Syok

Sosok Cantik Pacar Abidzar, Calon Mantu Umi Pipik dan Uje Bikin Ashanty Iri, Azriel Pun Disentil

Mereka menyuarakan tiga aspirasi atau tuntutan yang disuarakan kepada wakil rakyat setempat.

Pertama, menuntut Tala turun ke lapangan menyusul melambungnya harga gas elpiji subsidi kemasa tiga kilogram.

Kedua, menuntut Pemkab Tala transparan dalam penggunaan dana covid-19.

"Ketiga menuntut aparat penegak hukum menindak tegas maraknya penggunaan jalan raya untuk angkutan tambang batu bara di wilayah Kecamatan Batuampar, Jorong, dan Kintap," ucap Ketua PMII Cabang Tala Norsalim Yahya.

Kehadiran mereka disambut delapan anggota DPRD Tala dan langsung mempersilakan masuk ke gedung utama paripurna.
Pertemuan dipimpin Joko Pitoyo, anggota Komisi III.

Sebelumnya, mahasiswa membacakan tuntutan tersebut saat berada di halaman gedung dewan.

Tiga tuntutan tersebut kembali dibacakan saat pertemuan di dalam gedung paripurna.

Norsalim mengatakan aktivitas tambang yang menyebabkan kerusakan jalan dan dampak lingkungan yakni di Desa Ambawang Kecamatan Batuampar.

"Bahkan beberapa waktu lalu terjadi banjir cukup besar yang tidak pernah terjadi sebelumnya," tandasnya.

Aktivis PMII Tala lainnya, Ahmad Zulmi, menimpali aktivitas armada tambang tersebut juga menyebabkan kerusakan jembatan di Ambawang.

"Posisi naik ke jembatan berlubang dan sangat rawan. Itu juga dampak angkutan tambang," sebutnya.

Ia mengatakan aktivitas hilir mudik armada tambang tersebut sudah sejak beberapa waktu lalu.

"Tapi sejauh ini kok tidak ada tindakan. Kami minta aparat turun dan menindak karena sudah sangat jelas ada aturan yang melarang angkutan tambang melewati jalan raya," tegasnya.

Ia juga meminta wakil rakyat segera melakukan upaya cepat untuk membantu mengurai permasalahan melambungnya harga gas elpiji tiga kilogram.

"Ini terlalu panjang alurnya dari agen hingga di eceran sehingga harganya menjadi sangat mahal. Bayangkan harganya sampai Rp 45 ribu. Andai cuma Rp 22 ribu masih bisa ditoleransi," sebutnya.

Joko Pitoyo mengapresiasi aksi mahasiswa tersebut yang dinilai sebagai bentuk kepekaan sosial terhadao kondisi kekinian yang terjadi di tengah masyarakat.

"Kami akan segera meneruskan dan menindaklanjuti semua aspirasi kawan-kawan mahasiswa kepada pihak-pihak terkait," tegasnya.

Sementara itu Kapolsek Pelaihari Ipda Felly yang hadir pada pertemuan mengatakan akan meneruskan aspirasi mahasiswa tersebut ke Polres Tala.

Terutama menyangkut persoalan armada tambang melintasi jalan negara.

(banjarmasinpost.co.id/roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved