Kisah Inspiratif

15 Tahun Mengabdi Jadi Guru Desa Terpencil Riam Adungan Kintap, Norsahidah Terus Semangati Muridnya

Norsahidah SPdI adalah sosok guru honorer yang mengabdi di desa terpencil yakni UPTD SD Negeri 2 Riam Adungan, Kecamatan Kintap Kabupaten Tanahlaut.

Penulis: Salmah | Editor: Syaiful Akhyar
istimewa
Norsahidah saat mengajar bersama siswanya di UPTD SD Negeri 2 Riam Adungan Kecamatan Kintap Kabupaten Tanahlaut 

Editor: Syaiful Akhyar

BANJARMASINPOST.CO.ID - Norsahidah SPdI, adalah sosok guru yang mengabdi di desa terpencil yakni di UPTD SD Negeri 2 Riam Adungan, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut.

Bersama pengajar yang lainnya, dia harus gigih menyemangati para orangtua dan murid bersekolah tinggi.

Karena lulus SD, yang mau melanjutkan ke SMP terbilang sedikit. Perbandingannya 70:30 atau 70 persen tak melanjutkan dan 30 yang mau lanjut ke SMP.

Bersama dewan guru UPTD SD Negeri 2 Riam Adungan, Norsahidah (barisan ke 3 mulai urutan ibu guru)
Bersama dewan guru UPTD SD Negeri 2 Riam Adungan, Norsahidah (barisan ke 3 mulai urutan ibu guru) (istimewa)

Jangankan melanjutkan, untuk selalu hadir ke sekolah saja anak-anak harus disemangati. Syukurlah tidak seperti dulu yang banyak anak tidak masuk, bahkan ada yang dalam sebulan cuma 2-3 kali hadir.

Pilkada Banjarbaru 2020 - Besok Minggu Dua Pasangan Calon Daftar ke KPU Banjarbaru

Memasuki Tahap Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah, ini Harapan Kapolres Banjarbaru

Pilkada Kalsel 2020 - Terlihat Mesra, H Sahbirin Noor dan H Muhidin Beboncengan ke KPU Kalsel

Norsahidah yang juga lulusan SD setempat, di angkatannya dulu itu yang melanjutkan sekolah hanya ia satu-satunya. Maklum pada akhir 90-an itu belum ada SMP di kawasan setempat, melainkan harus ke Kintap.

"Saya lanjut ke MTs dan SMA di Kintap, jadi selama melanjutkan sekolah harus tinggal terpisah dengan orangtua," ujar Norsahidah yang kelahiran Pelaihari tahun 1986 dan sejak kecil ikut orangtuanya menetap di Riam Adungan.

Saat ini di Riam Adungan sudah ada SMP tapi jarak dengan SD tempat ia bekerja cukup jauh yaitu 10 Km. Itu juga yang menjadi alasan tidak banyaknya melanjutkan sekolah meski untuk kesadaran orangtua menyekolahkan anak khususnya level sekolah dasar sudah baik.

"Kondisi jalan yang masih tanah berbatu dan sering becek juga kadang banjir di musim hujan, ini juga penghambat akses. Sebenarnya Riam Adungan ini masih desa terpencil tapi kabarnya sudah tidak dikategorikan lagi seperti itu, padahal sarana dan prasarana masih kurang," tukasnya.

Pada 2005 kondisi sekolah dasar di Riam Adungan masih minim guru. Bahkan saat itu kepala sekolah SDN 2 Riam Adungan meminta warga yang lulus SMA untuk jadi guru honor.

Tahun itu Norsahidah baru lulus SMA di Kintap dan ia pun terpanggil untuk mengajar di almamaternya tersebut.

Pada 2005-2010 di sekolah kami hanya ada empat guru. Kemudian ada tambahan satu guru PNS/ASN. Alhamdulillah sekarang guru kelas sudah lengkap, hanya yang belum ada itu guru olahraga," jelasnya.

Norsahidah juga meningkatkan pendidikannya dengan berkuliah di STAI Al Jami Banjarmasin. Ia memilih sistem kuliah ekstensi, jadi ia kuliah hanya setiap akhir pekan, Sabtu dan Minggu.

Norsahidah yang merupakan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Al Qur'an ini setiap hari memegang dua kelas.

Ibu dari dua anak, Nur Wirda Atila dan Fatimah Nazihah ini menyadari bahwa statusnya sebagai guru honor belum pasti bisa ikut tes CPNS.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved