Hari Kesaktian Pancasila 2020

Jam Tayang Film G30SPKI Rabu 30 September 2020, Nonton via Live Streaming TV One Malam Ini

Malam ini tayang film Penumpasan Pengkhianatan G30S-PKI yang bisa Anda saksikan via live streaming TV One. Berikut Link serta jadwal tayang.

Penulis: Noor Masrida | Editor: Nia Kurniawan
Tribunnews.com
Monumen Kesaktian Pancasila.Malam ini tayang film Penumpasan Pengkhianatan G30S-PKI yang bisa Anda saksikan via live streaming TV One. Berikut Link serta jadwal tayang. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Jangan lewatkan jadwal tayang film Penumpasan Pengkhianatan G30S-PKI yang bisa Anda saksikan via live streaming TV One.

Ya, TV One kembali memegang hak siar untuk menayangkan film Penumpasan Pengkhianatan G30S-PKI.

Nah, Film ini bercerita tentang sejarah terjadinya Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia yang terjadi 55 tahun silam.

Di Film Pengkhiatan G30S/PKI akan tayang Rabu (30/9/2020) pukul 21.00 WIB di TV One.

Jelang 1 Oktober 2020 Kenang Peristiwa G30S/PKI, Simak Sejarah di Balik Hari Kesaktian Pancasila

Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2020, Sejarah G30S PKI, Pahlawan Revolusi Gugur di Lubang Buaya

Hal tersebut diumumkan langsung melalui Instagram TV One, Senin (28/9/2020) kemarin.

"Saksikan film Penumpasan Pengkhianatan G30S-PKI. Rabu, 30 September 2020 jam 21.00 WIB di tvOne & live streaming klik link di bio. #G30SPKI #tvOneMemangBeda."

Sementara itu, dari laman Wikipedia film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI atau hanya Pengkhianatan G 30 S PKI adalah judul film dokudrama propaganda Indonesia tahun 1984.

Film ini disutradarai dan ditulis oleh Arifin C. Noer, diproduseri oleh G. Dwipayana, dan dibintangi Amoroso Katamsi, Umar Kayam, dan Syubah Asa.

Diproduksi selama dua tahun dengan anggaran sebesar Rp. 800 juta kala itu, film ini disponsori oleh pemerintahan Orde Baru Soeharto.

Film ini dibuat berdasarkan pada versi resmi menurut pemerintah kala itu dari peristiwa "Gerakan 30 September" atau "G30S" (peristiwa percobaan kudeta pada tahun 1965) yang ditulis oleh Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh, yang menggambarkan peristiwa kudeta ini didalangi oleh Partai Komunis Indonesia atau PKI.

Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI meraih sukses secara komersial maupun kritis. Film ini dinominasikan untuk tujuh penghargaan di Festival Film Indonesia 1984, memenangkan satu, dan mencapai angka rekor penonton - meskipun dalam banyak kasus penonton diminta untuk melihat film ini, alih-alih secara sukarela.

Saksikan live streaming TV One Film Penumpasan Pengkhianatan G30S-PKI Rabu (30/9/2020) pukul 21.00 WIB via link :

KLIK LINK LIVE STREAMING TV ONE

Peristiwa yang Tak Ditampilkan di Film G30S/PKI Diungkap Anak Jenderal Ahmad Yani

Setiap 30 September, peristiwa G30S/PKI selalu diingatkan. Satu di antanra melalui Film Pengkhianatan G30S/PKI yang sempat tak tayang lagi di televisi.

Nah, peristiwa tragis itu kembali dikisahkan oleh putra Jenderal Ahmad Yani, Untung Mufreni A Yani.

Dia mengungkapkan, mengatakan ada sejumlah peristiwa jelang Hari Kesaktian Pancasila itu yang tak ditampilkan di Film Pengkhiatanan G30S/PKI.

Hal tersebut diungkapkan Untung saat menjadi narasumber di acara Kabar Petang, TV One, pada Selasa (29/9/2020).

Namun mulanya Untung menegaskan film garapan Arifin C.Noer itu 98 persen sesuai dengan peristiwa terbunuhnya sang ayah.

"Kalau mengenai film yang di rumah, memang ya seperti itu," ucap Untung, dikutip TribunJakarta.com (grup Banjarmasinpost.co.id) dari YouTube TV One, pada Rabu (30/9/2020).

"98 persen akurat ya," imbuhnya.

Ia kemudian membeberkan namun ada beberapa peristiwa di film G30S/PKI yang ditampilkan tak sesuai dengan kejadian sesungguhnya.

Sesudah menembak Jenderal Ahmad Yani, di film G30S/PKI Pasukan Cakrabirawa menggontong tubuh sang jenderal keluar dari rumah dengan memegang tangan dan kakinya.

Tubuh Luna Maya Ditutup Handuk Saat Bersama Ryochin, Postingan Foto Berdua Disorot

Nikita Mirzani Dilarang Ade Londok Odading Mendekat, Perjaka Umur 42 Tahun ini Ceramahi Nyai

Padahal dalam peristiwa sesungguhnya, Pasukan Cakrabirawa menyeret kaki Jenderal Ahmad Yani, dari ruangan makan hingga ke pinggir jalan.

Untung mengatakan, kala itu ayahnya diperlakukan bagai binatang.

"Yang tidak akurat itu waktu bapak diseret dari dalam ruangan makan, ke pinggir jalan di Jalan Krakatau," ucap Untung.

"Kalau di film itu tangan diangkat, kaki diangkat,"

"Kalau yang aslinya, ya tangan tidak diangkat, diseret langsung seperti menyeret binatang,"

"Itulah yang terjadi," imbuhnya.

Tak cuma itu, Untung mengatakan di film juga tak ditampilkan saat ia dan saudara-saudaranya mengikuti Pasukan Cakrabirawa saat menyeret tubuh Jenderal Ahmad Yani.

Menurut Untung kala itu sempat terjadi peristiwa tarik-menarik.

"Waktu bapak diseret dari ruangan makan, dan kami mengikuti semua dari belakang," kata Untung.

Saat ingin menyusul Jenderal Ahmad Yani keluar rumah, Untung menjelaskan Pasukan Cakrabirawa mengacungkan senjatanya.

Mereka mengancam akan menembak anak-anak Jenderal Ahmad Yani, jika berani melangkahkan kaki keluar dari rumah.

"Dua yang di belakang itu pintu kamar mereka dipegang oleh anggota Cakrabirawa, supaya tidak bisa keluar," ujar Untung.

"Saat kami di pintu belakang, salah satu Cakrabirawa sudah siap dengan senjatanya,"

"Dan membentak kami, "kalau keluar akan ditembak," itu memang begitu,"

"Ada yang tidak terfilmkan," imbuhnya.

Walau saat peristiwa berdarah itu terjadi dirinya masih berusia 11 tahun, Untung mengaku masih bisa mengingat semuanya dengan detail.

Ia mengatakan kenangan buruk tersebut tak akan pernah bisa melupakannya sampai menutup mata.

"Sampai saya menutup mata," ucap Untung.

"Ya itulah yang terjadi di rumah, kalau di lubang buaya juga ada saksinya," imbuhnya. 

(Banjarmasinpost.co.id/Noor Masrida/Editor: Nia Kurniawan)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved