Makam Ratu Intan Sari
Ratu Intan Sari, Ibunda Sultan Suriansyah yang Dimakamkan Berdampingan dengan sang Putra
Ratu Intan Sari adalah ibunda dari Sultan Suriansyah yang merupakan Raja Banjar pertama yang memeluk agama Islam.
Penulis: Frans Rumbon | Editor: Eka Dinayanti
Di bagian atas pagar tertera tulisan Sultan Suriansyah, sementara di sampingnya tertulis Ratu Sultan Suriansyah (Ratu Intan Sari, red).
Pusara kedua makam ini cukup besar, yakni dengan panjang sekitar delapan meter kemudian lebarnya sekitar tiga meter.
Pengunjung yang datang pun tidak hanya menziarahi makam Sultan Suriansyah saja, tetapi juga sekaligus menziarahi makam Ratu Intan Sari.
Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya rangkaian bunga segar, yang menandakan makam ini baru saja diziarahi.
Sosok Ratu Intan Sari memang memiliki peran sangat penting dalam perjalanan Sultan Suriansyah yang bernama Raden Samudera kemudian setelah menjadi raja bernama Pangeran Samudera.
Pasalnya berdasarkan sebuah tulisan yang ada di lingkungan makam Sultan Suriansyah, Ratu Intan Sari melarikan Raden Samudera hingga kemudian tumbuh besar dan diangkat menjadi raja.
Ketika itu Raden Samudera masih berusia sekitar tujuh dan tinggal bersamanya. Pada masa itu Maharaja Sukarma yang menjadi raja di Kerajaan Daha berwasiat agar Raden Samudera sebagai penggantinya ketika mangkat.
Sejak adanya wasiat tersebut pula, Raden Samudera menjadi terancam keselamatannya, berhubung kedua pamannya tidak mau menerima wasiat tersebut.
Kedua pamannya tersebut yaitu Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Tumenggung, karena keduanya ini merupakan keponakan dari Maharaja Sukarama.
Ratu Intan Sari pun khawatir dan tentunya berupa untuk menyelamatkannya, lalu melarikan Raden Samudera ke Banjar Masih (Banjarmasin) dan akhirnya dipelihara oleh Patih Masih dan Patih Kuin.
Sekitar 14 tahun kemudian mereka pun mengangkatnya menjadi raja, dan Ratu Intan Sari meninggal pada awal abad ke 16.
Makam Ratu Intan Sari dan juga anaknya yakni Sultan Suriansyah letaknya berdampingan dan dalan satu pagar besar.
Pusara keduanya dikelilingi pagar yang terbuat dari besi dan juga kayu yang diberi ornamen berupa ukiran, yang dicat hijau dipadukan dengan kuning.
Di bagian atas pagar tertera tulisan Sultan Suriansyah, sementara di sampingnya tertulis Ratu Sultan Suriansyah (Ratu Intan Sari, red).
Pusara kedua makam ini cukup besar, yakni dengan panjang sekitar delapan meter kemudian lebarnya sekitar tiga meter.
