Berita Tabalong
Lapuk Termakan Usia, Mesin Tumbuk Purun di Desa Harusan Telaga HSU Rusak, Begini Nasib Pengrajin
Mesin tumbuk purun di Desa Harusan Telaga rusak termakan usia. Kini, Pengrajin terpaksa harus menumbuk purun secara manual.
Penulis: Reni Kurnia Wati | Editor: Hari Widodo
Editor : Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI – Lapuk termakan usia, mesin tumbuk purun di Desa Harusan Telaga Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) tak lagi bisa digunakan.
Pengrajin purun pun, kini terpaksa harus menumbuk purun secara manual.
Desa Harusan Telaga memiliki banyak pengrajin yang membuat anyaman purun berupa tikar dan juga topi.
Ernawati salahsatu pengrajin mengatakan saat digunakan mesin tumbuk akan mengeluarkan suara gesekan yang nyaring.
• Geliat Pengrajin Purun di Desa Harusan Telaga Amuntai, Berharap Dapat Mesin Tumbuk yang Baru
• Selama Pandemi, Perajin Tas Purun Pabaungan Hilir Kabupaten Tapin Ini Setop Produksi
Kondisi ini, membuat para pengrajin takut berada d isekitar mesin.
Mesin tumbuk ini sudah berumur dan juga kayunya sudah banyak yang lapuk.
“Bahkan pernah saat ada yang sedang menumbuk ternyata ada bagian dari mesin yag terlepas, beruntung mesin bisa langsung dimatikan sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah,” ujarnya.
Mesin ini merupakan hibah dari Desa Telaga Silaba yang sudah tidak digunakan lagi, sedangkan di desa Harusan Telaga memiliki pengrajin sekitar 50 orang.
Ernawati juga tergabung dalam kelompok kerajinan dan berharap ada solusi untuk mesin tumbuk ini.
Sementara, saat mesin tak bisa digunakan pengrajin menumbuk dengan manual yang membutuhkan waktu dan juga tenaga.
• Musim Pilkada Kalsel, Ada Pesan 1.000 Bakul dan Tas Purun, Begini Sambutan Positif IPEMI Kalsel
“Sudah tiga tahun pakai mesin tumbuk ini, bebebrapa kali diperbaiki namun rusaknya saat ini sudah semakin parah,” ujarnya.
Dalam setiap 1 minggu Ernawati bersama dengan beberapa pengrajin lain biasanya menghasilkan 2 kodi topi purun yang dijual ke tengkulak dengan harga bervariasi antara Rp 55.000 hingga Rp 75.000 per kodi. (banjarmasinpost.co.id/reni kurniawati)