Serambi Ummah

Lafadz Niat Sholat Sunnah Rebo Wekasan atau Arba Mustakmir, Rabu Terakhir di Bulan Safar

Lafadz Niat Sholat Sunnah Rebo Wekasan atau Arba Mustakmir, Rabu Terakhir di Bulan Safar

Penulis: Kristin Juli Saputri | Editor: Rendy Nicko
banjarmasinpost.co.id/jumadi
Sekitar 200 warga Kompleks Arrahim, mengikut tolak bala dengan berkeliling dari gang satu ke gang yang lainnya, Kamis (28/3)2019 malam usai Salat Isya. Lafadz Niat Sholat Sunnah Rebo Wekasan atau Arba Mustakmir, Rabu Terakhir di Bulan Safar 

Pendapat ini disampaikan oleh Abu Dawud dari Muhammad bin Rasyid al-Makhuli dari orang yang mendengarnya.

Barangkali pendapat ini yang paling benar. Banyak orang awam yang meyakini datangnya sial pada bulan Safar, dan terkadang melarang bepergian pada bulan itu.

Meyakini datangnya sial pada bulan Shafar termasuk jenis thiyarah (meyakini pertanda buruk) yang dilarang." (Lathaif al-Ma’arif, hal 148).

Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari pernah ditanya tentang hukum Rebo Wekasan dan beliau menyatakan:

"Semua itu tidak ada dasarnya dalam Islam (ghairu masyru’). Umat Islam juga dilarang menyebarkan atau mengajak orang lain untuk mengerjakannya."

Siswa MTs Miftahul Ulum mengadakan amaliyah keagamaan di hari Rabu terakhir di Bulan Safar yang juga disebut Arba Mustamir.
Siswa MTs Miftahul Ulum mengadakan amaliyah keagamaan di hari Rabu terakhir di Bulan Safar yang juga disebut Arba Mustamir. (tribunkalteng/fadly SR)

Lima Tradisi Tolak Bala Warga Banjar di Rebo Wekasan

Arba Mustamir, istilah yang digunakan untuk menyebut hari Rabu terakhir di bulan Safar masih diyakini sebagian kalangan masyarakat sebagai hari yang sakral.

Pada sebagian masyarakat Banjar, tradisi memperingati Arba Mustamir masih dilakukan hingga sekarang.

Konon ini adalah hari datangnya 320.000 sumber penyakit dan marabahaya 20.000 bencana.

Karenanya menjadi semacam kebiasaan sebagian bagi masyarakat Banjar untuk melakukan hal-hal tertentu untuk menghindari kesialan pada hari itu, misalnya:

1) Sholat sunnah mutlak disertai doa tolak bala,

2) Selamatan kampung, biasanya disertai dengan menulis wafak di atas piring kemudian dibilas dengan air, seterusnya dicampurkan dengan air di dalam drum supaya bisa dibagi-bagikan kepada orang banyak untuk diminum,

3) Mandi Safar untuk membuang sial, penyakit, dan hal-hal yang tidak baik. Mandi Safar ini menjadi atraksi wisata menarik di Kal-Teng yang dipromosikan. Mandi Safar ini merupakan tradisi masyarakat yang mendiami tepian sungai Mentaya,

4) Tidak melakukan atau bepergian jauh,

5) Tidak melakukan hal-hal yang menjadi pantangan, dan sebagainya.

Ini Malam Jumat, Niat Shalat Tahajud Lengkap Tata Cara dan Doa Khusus Sholat Tahajud

(Banjarmasinpost.co.id/Kristin Juli Saputri)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved