Religi

Adakah Amalan Doa dan Sholat Tolak Bala Rebo Wekasan? Kata UAH hingga Buya Yahya Soal Arba Mustamir

Rebo Wekasan atau juga disebut Arba Mustamir sesuai jadwal bertepatan pada Rabu (20/8/2025). Soal amalan tolak bala dijelaskan sejumlah ustadz.

Editor: Mariana
pexels
TOLAK BALA REBO WEKASAN - Ilustrasi Rebo Wekasan. Rebo Wekasan atau juga disebut Arba Mustamir sesuai jadwal bertepatan pada Rabu (20/8/2025). Soal amalan tolak bala dijelaskan sejumlah ustadz. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Rebo Wekasan atau juga disebut Arba Mustamir sesuai jadwal bertepatan pada Rabu (20/8/2025). Lantas, adakah amalan seperti sholat tolak bala, Doa Tolak Bala dan lainnya?

Beberapa ustadz ternama mulai Ustadz Adi Hidayat (UAH), Ustadz Abdul Somad (UAS), Buya Yahya hingga Ustadz Syafiq Riza Basalamah memberikan pendapatnya.

Diketahui, masyarakat di Indonesia ada yang mengganggap Bulan Safar adalah membawa sial.

Bahkan, ada yang sampai harus Sholat Tolak Bala Rebo Wekasan.

Sebagian masyarakat di Indonesia mempercayai bulan Safar sebagai bulan yang membawa sial sehingga harus salat Rebo Wekasan.

Baca juga: Bacaan Zikir, Niat Puasa dan Amalan Rebo Wekasan atau Arba Mustamir Beredar, Para Ustadz Uraikan Ini

Baca juga: Agen Bus Takut Ditagih Royalti Pilih Tak Setel Musik, Sepakat Tidak Putar Lagu: Repot Disuruh Bayar

Kata Ustadz Adi Hidayat

Nah, berdasarkan dari tayangan Youtube Mirza ra, Ustad Adi Hidayat menjelaskan hal ini.

Menurut UAH, bulan Safar bisa berarti dari dua asal yakni, satu berasal dari kata Sifr atau Sifrun yang artinya nol atau kosong.

Kata Safar bisa terambil dari kata sofro atau sesuatu yang menguning.

"Quran surah kedua Al Baqarah ayat 69 sofraun faqiul launuha tasurun nadhirin, ketika diminta menyebelih sapi mereka (umat Nabi Musa-red) bertanya sapi warnanya apa, maka turun ayat cari sapi yang warnanya kekuning-kuningan, sofro," ujar Ustad Adi Hidayat.

Pada jaman jahiliyah, kata UAH, kenapa bulan kedua hijriah dinamakan Safar karena sejak bulan kedua ini orang-orang mulai keluar dari daerah-daerah Mekah untuk merantau, ada yang ke Syam, ada yang pergi ke Syiria untuk berdagang.

"Termasuk Nabi Muhammad SAW pernah pergi ke Syam, beliau ditemani oleh pamannya, kemudian nanti dengan Maysaroh saat mulai beranjak dewasa," tuturnya.

Karena orang-orang keluar dari Mekah, maka Mekah seakan-akan menjadi tempat yang kosong.

"Untuk apa mereka (orang-orang Mekah-red) keluar untuk mencari emas ketika kembali yang berwana kekuning-kuningan karena itulah bulan ini dinamakan bulan Safar," ungkapnya.

Itu lah sejarah bulan Safar yang oleh sebagian orang Indonesia diyakini sebagai bulan yang membawa sial sehingga ketika bepergian harus berhati-hati.

Artinya, tidak nyambung sebenarnya antara tolak bala dengan bulan Safar.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved