Penanganan Covid 19

Percepat Transisi ke Zona Hijau Covid-19, Tim Pakar ULM Sarankan Formula (3T+3M)-3KMo

Guru Besar Ilmu Kesehatan ULM menawarkan formula (3T+3M)-3KMo sebagai kerangka langkah mengakselerasi bertambahnya zona hijau Covid-19 di daerah.

Penulis: Achmad Maudhody | Editor: Syaiful Akhyar
ULM untuk banjamasinpost.co.id
Tim Pakar Percepatan Penanganan Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM) yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran ULM, Prof Dr dr Syamsul Arifin 

"Dengan data ini mau tidak mau testing tetap harus menjadi kegiatan yang harus terus ditingkatkan. Peningkatan testing terutama ditujukan untuk 151.652 orang yang termasuk kategori suspek," kata Syamsul.

Selanjutnya yang telah dinyatakan positif harus segera dilakukan tracing dan Treatment. Kegiatan 3T ini harus dilakukan secara terus menerus dan holistik.

Kedua yaitu komponen 3M meliputi mencuci tangan pakai sabun, memakai masker dan menjaga jarak 1,5 meter.

Upaya yang dilakukan Pemerintah tidak dapat memperoleh hasil maksimal, jika tidak didukung oleh masyarakat secara luas berupa penerapan 3M.

Penerapan protokol  3M ini seyogya harus dilakukan pada seluruh aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

Aktivitas 3M ini bukan hanya diterapkan saat diluar rumah seperti kantor, tempat ibadah, rumah makan dan lain-lain. 

Namun seharusnya juga saat di rumah sendiri dengan beberapa ketentuan khusus yang harus diketahui masyarakat.

Pemahaman tentang mencuci tangan, masker dan jaga jarak harus dipahami secara paripurna, sehingga 3M ini  dapat memberikan perlindungan yang sesungguhnya dan bukan malah menciptakan perlindungan yang semu.

Berdasarkan survei BPS diketahui mayoritas masyarakat tidak patuh dalam penerapan protokol kesehatan ini.

Sekitar 55 persen mengaku karena tak ada sanksi,  33 persen karena kondisi pekerjaan, 23 persen karena harga APD yang mahal, 21 persen karena mengikuti orang lain dan 15 persen karena aparat atau pimpinan tidak memberi contoh.

Komponen terakhir yaitu 3KMo meliputi kamar/ruangan sempit dan buruk ventilasi, kerumunan, kontak dekat, mobilitas tinggi.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah agar penduduk  juga harus memperhatikan faktor yang dapat memperburuk kondisi transmisi Covid-19.

Yaitu keberadaan pada ruangan yang sempit dan ventilasi yang buruk, baik di kantor maupun di rumah, pertemuan dengan banyak orang (berkerumun), kontak fisik secara dekat seperti jabat tangan dan yang terakhir mobilitas yang tinggi.

Hal utama yang harus diperhatikan adalah mobilitas, dengan mobilitas yang tinggi akan memperberat tracing dan penerapan protokol kesehatan, yang berpotensi memperluas daerah penularan.

Untuk itu silaturrahmi, gathering, pergi luar kota harus benar-benar dipertimbangkan.

Masyarakat diharapkan hanya keluar rumah untuk keperluan penting kecuali karyawan/pekerja dengan tetap memperhatikan sirkulasi udara, kapasitas daya tampung yang seyogyanya hanya 50 persen dan tanpa melakukan jabat tangan atau cium tangan.

(banjarmasinpost.co.id/Achmad Maudhody)  

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved