Sport
Regenerasi Tersendat, Pelti Kalsel Masih Berburu Penggganti Dadang AR
Banyak menjadi pertanyaan mengapa prestasi petenis Kalimantan Selatan terutama prestasi atlet seniornya mengalami kendala regenerasi.
Penulis: Khairil Rahim | Editor: M.Risman Noor
Sebab tenis ini olahraga memerlukan banyak biaya. Biaya keluar dari uang pribadi orangtua petenis. "biaya untuk tenis itu besar sekali dan kebanyakan orang tua yang menanggungnya," ucap dia.
Belum lagi pembinaan rutin dari pemerintah berupa program PPLP yang kini kembali dipangkas dalam hal jumlah kuota petenis.
Pelti Banjarmasin sendiri sudah mengeluarkan jurus dengan membina tenis usia dini dari kelas 1 hingga kelas 6 sekolah dasar di lapangan tenis Mulawarman.
"Setelah lulus Program ini lalu berlanjut lathan ke lapangan Dharma Praja Banjarmasin. Setidaknya ada 15 atlet yang ikut berlatih di latihan lanjutan Dharma Praja Banjarmasin ini," ujar Ade.
Apalagi program ini juga di dukung Danrem 101 Antasari yang selalu menyiapkan lapangan dan gizi bagi para petenis Junior pelatihan dan bertanding.
Turnamen di Banjarmasin memang masih tergolong kurang hanya sekitar 8 kali dalam satu tahun yakni kejuaraan persami yang digelar setiap 3 bulan sekali kemudian walikota cup dan Danrem dan kejuaraan lainnya.
"Idealnya petenis usia dini harus harus bertanding 10-20 kali dalam setahun harus banyak bertanding membentuk mentalnya tampil di hadapan orang banyak," pungkas dia. (Banjarmasin post.co.id/Khairil rahim)
