Rabiul Awal 1442 H

Ustadz Abdul Somad Ulas Perkara Bid’ah dan Firman Allah SWT pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad

Ustadz Abdul Somad Ulas Perkara Bid’ah dan Firman Allah SWT pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad

Editor: Didik Triomarsidi
instagram @ustadzabdulsomad_official
Ustaz Abdul Somad 

Akan tetapi perlu inovasi dalam peringatan maulid nabi, tidak hanya sekedar seremonial tanpa makna yang membuat umat terjebak pada rutinitas.

Perlu menjadikan momen maulid nabi sebagai wasilah, sebagaimana yang dinyatakan Syekh al-Sayyid Muhammad ‘Alawi al-Maliki:

ﻭﺇﻥ ﻫﺬﻩ ﺍﻻﺟﺘﻤﺎﻋﺎﺕ ﻫﻲ ﻭﺳﻴﻠﺔ ﻛﺒﺮﻯ ﻟﻠﺪﻋﻮﺓ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻫﻲ ﻓﺮﺻﺔ ﺫﻫﺒﻴﺔ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻻ ﺗﻌﻮﺕ، ﺑﻞ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺪﻋﺎﺓ ﻭﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﺃﻥ ﻳﺬﻛﺮﻭﺍ ﺍﻷﻣﺔ ﺑﺎﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﺄﺧﻼﻗﻪ ﻭﺁﺩﺍﺑﻪ ﻭﺃﺣﻮﺍﻟﻪ ﻭﺳﻴﺮﺗﻪ ﻭﻣﻌﺎﻣﻠﺘﻪ ﻭﻋﺒﺎﺩﺍﺗﻪ، ﻭﺃﻥ ﻳﻨﺼﺤﻮﻫﻢ ﻭﻳﺮﺷﺪﻫﻢ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﻭﺍﻟﻌﻼﺡ ﻭﻳﺤﺬﺭﻭﻫﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﻼﺀ ﻭﺍﻟﺒﺪﻉ ﻭﺍﻟﺸﺮ ﻭﺍﻟﻌﺘﻦ

Perkumpulan-perkumpulan (maulid) ini adalah wasilah/sarana terbesar untuk berdakwah kepada Allah dan merupakan kesempatan emas yang semestinya tidak terlewatkan. Bahkan para da’i dan ulama mesti mengingatkan umat tentang nabi Muhammad Saw, tentang akhlaknya, adab sopan santunnya, keadaannya, sejarah hidupnya, mu’amalah dan ibadahnya.
Memberikan nasihat kepada kaum muslimin dan menunjukkan jalan kebaikan dan kemenangan, memperingatkan umat akan musibah, bid’ah, kejelekan dan fitna.

Kisah Pembebasan Tsuwaibah.

Para ulama menyebutkan dalam kitab-kitab hadits dan Sirah tentang pembebasan Tsuwaibah.

Tsuwaibah adalah hamba sahaya milik Abu Lahab. Ketika Rasulullah Saw lahir, maka Tsuwaibah kembali ke rumah tuannya menyampaikan berita kelahiran nabi.

Karena senang menyambut kelahiran nabi, maka Abu Lahab membebaskan Tsuwaibah dari status hamba sahaya. Al-‘Abbas bin Abdul Muththalib bermimpi bertemu dengan Abu Lahab, ia menanyakan keadaan Abu Lahab.

Abu Lahab menjawab, “Saya tidak mendapatkan kebaikan setelah kamu, hanya saja saya diberi minum di sini, karena saya membebaskan Tsuwaibah dan azab saya diringankan setiap hari Senin”

Kisah ini disebutkan para ulama hadits dan Sirah. Disebutkan oleh Imam Abdurrazzaq al-Shan’ani dalam kitab al-Mushannaf, Imam al-Bukhari dalam Shahih al-Bukhari (Kitab: al-Nikah, Bab: wa Ummahatukum allati Ardha’nakum).

IbnuHajar al-‘Asqalani dalam Fath al-Bari, Imam Ibnu Katsir dalam al-Bidâyah wa al-Nihâyah:

ﻻﻧﻪ ﻟﻤﺎ ﺑﺸﺮﺗﻪ ﺛﻮﻳﺒﺔ ﺑﻤﻴﻼﺩ ﺍﺑﻦ ﺃﺧﻴﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﺘﻘﻬﺎ ﻣﻦ ﺳﺎﻋﺘﻪ ﻓﺠﻮﺯﻱ ﺑﺬﻟﻚ ﻟﺬﻟﻚ .

“Karena ketika Tsuwaibah menyampaikan berita gembira kelahiran Muhammad bin Abdillah putra saudara laki-lakinya, maka Abu Lahab membebaskan Tsuwaibah (dari hamba sahaya). Maka Abu Lahab diberi balasan atas perbuatannya itu”.

Komentar Imam para ahli Qira’at al-Hafizh Syamsuddin bin al-Jazari seperti yang dinukil oleh al-Hafizh al-Suyuthi dalam kitab al-Hâwi li al-Fatâwa:

ﻓﺈﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺃﺑﻮ ﻟﻬﺐ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮ ﺍﻟﺬﻱ ﻧﺰﻝ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﺑﺬﻣﻪ ﺟﻮﺯﻱ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﺑﻌﺮﺣﻪ ﻟﻴﻠﺔ ﻣﻮﻟﺪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﻪ ﻓﻤﺎ ﺣﺎﻝ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ﺍﻟﻤﻮﺣﺪ ﻣﻦ ﺃﻣﺔ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﺴﺮ ﺑﻤﻮﻟﺪﻩ ﻭﻳﺒﺬﻝ ﻣﺎ ﺗﺼﻞ ﺇﻟﻴﻪ ﻗﺪﺭﺗﻪ ﻓﻲ ﻣﺤﺒﺘﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻟﻌﻤﺮﻱ ﺇﻧﻤﺎ ﻳﻜﻮﻥ ﺟﺰﺍﺅﻩ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﺃﻥ ﻳﺪﺧﻠﻪ ﺑﻌﻀﻠﻪ ﺟﻨﺎﺕ ﺍﻟﻨﻌﻴﻢ

“Jika Abu Lahab kafir yang disebutkan celanya dalam al-Qur’an, ia tetap diberi balasan meskipun ia di dalam neraka, karena rasa senangnya pada malam maulid nabi.

Maka bagaimanakah keadaan seorang muslim yang bertauhid dari umat nabi Muhammad Saw yang senang dengan kelahirannya dan mengerahkan segenap kemampuannya dalam mencintai Rasulullah Saw.

Sungguh, pastilah balasannya dari Allah Swt ia akan dimasukkan ke dalam surga karena karunia-Nya".

Al-Hafizh Abdurrahman bin al-Daiba’ al-Syaibani pengarang Jâmi’ al-Ushûl meriwayatkan kisah ini dalam kitab Sirah karya beliau. Komentar beliau:

ﻓﺘﺨﻌﻴﻒ ﺍﻟﻌﺬﺍﺏ ﻋﻨﻪ ﺇﻧﻤﺎ ﻫﻮ ﻛﺮﺍﻣﺔ ﻟﻠﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻛﻤﺎ ﺧﻌﻒ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻃﺎﻟﺐ ﻻ ﻷﺟﻞ ﺍﻟﻌﺘﻖ، ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ‏) ﻭَﺣَﺒِﻂَ ﻣَﺎ ﺻَﻨَﻊ ﻭﺍ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻭَﺑَﺎﻃِﻞٌ ﻣَﺎ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻳَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ (

“Keringanan azab bagi Abu Lahab hanya karena kemuliaan untuk Rasulullah Saw, sebagaimana azab Abu Thalib diringankan, bukan karena Abu Lahab membebaskan Tsuwaibah. Berdasarkan firman Allah Swt: “Dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”. (Qs. Hud [11]: 16).

Komentar Syekh Syamsuddin bin Nashiruddin al-Dimasyqi dalam kitab Maurid al-Shâdi fî Maulid al-Hâdi tentang kisah diringankan azab Abu Lahab karena membebaskan Tsuwaibah saat ia gembira mendengar berita kelahiran Rasulullah Saw

ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻫﺬﺍ ﻛﺎﻓﺮﺍ ﺟﺎﺀ ﺫﻣﻪ * ﻭﺗﺒﺖ ﻳﺪﺍﻩ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﺤﻴﻢ ﻣﺨﻠﺪﺍ
ﺃﺗﻰ ﺃﻧﻪ ﻓﻲ ﻳﻮﻡ ﺍﻻﺛﻨﻴﻦ ﺩﺍﺋﻤﺎ * ﻳﺨﻌﻒ ﻋﻨﻪ ﻟﻠﺴﺮﻭﺭ ﺑﺄﺣﻤﺪﺍ
. ﻓﻤﺎ ﺍﻟﻈﻦ ﺑﺎﻟﻌﺒﺪ ﺍﻟﺬﻱ ﻃﻮﻝ ﻋﻤﺮﻩ * ﺑﺄﺣﻤﺪ ﻣﺴﺮﻭﺭﺍ ﻭﻣﺎﺕ ﻣﻮﺣﺪﺍ

Jika orang kafir ini (Abu Lahab) yang telah dikecam
Celaka kedua tangannya di dalam neraka kekal abadi
Diriwayatkan bahwa setiap hari Senin selamanya
Azabnya diringankan karena merasa senang dengan Muhammad
Maka bagaimana dengan seorang hamba yang sepanjang umurnya
Gembira dengan kelahiran Muhammad dan mati dalam keadaan bertauhid.

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Ustadz Abdul Somad Ulas Soal Hukum Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW,

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved