Kontroversi Kartun Nabi

Presiden Perancis Mulai Melemah Setelah Diboikot, Begini Ucapannya Terkait Kartun Nabi Muhammad

Emmanuel Macron yang sebelumnya keras menghina Islam mengatakan dia dapat memahami kemarahan umat Muslim

Editor: Didik Triomarsidi
AP/Abdulmonam Eassa
Presiden Perancis Emmanuel Macron, diapit oleh Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin, kedua kiri, berbicara di depan sekolah menengah pada Jumat 16 Oktober 2020 di Conflans Sainte-Honorine, barat laut Paris, setelah seorang guru sejarah yang membuka diskusi tentang kartun Nabi Muhammad bikinan Charlie Hebdo tewas dipenggal. 

Apa konteks dari pernyataan Macron?

Tiga orang ditikam hingga tewas di Nice pada Kamis oleh seorang pria Tunisia yang tiba di kota bagian selatan Perancis itu sehari sebelumnya.

Perancis segera meningkatkan kewaspadaan keamanan nasionalnya ke tingkat tertinggi, dengan mengerahkan lebih banyak aparat keamanan ke tempat-tempat ibadah dan sekolah di seluruh negeri.

Sementara kantor berita Tunisia melaporkan, dua orang telah ditahan di negara itu untuk dimintai keterangan terkait serangan di Nice, yang dilakukan oleh seorang pria Tunisia.

Awal bulan ini, seorang guru dipenggal kepalanya di pinggir kota Paris, setelah menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada beberapa siswanya.

Menanggapi serangkaian serangan tersebut, Presiden Perancis sejak 2017 tersebut tidak akan pernah menyerah pada kekerasan.

Masalah ini telah menyebabkan ketegangan dengan beberapa negara mayoritas Muslim, yang diekspresikan lewat pembakaran patung Macron di Bangladesh dan perang kata-kata dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang mempertanyakan kesehatan mental Macron.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Presiden Perancis Beri Klarifikasi soal Pernyataan Kartun Nabi Muhammad", Klik untuk baca:

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved